Kisah Krisman, Penambal Ban yang Videonya Viral Kerja Sambil Gendong Anak

Kisah Krisman, Penambal Ban yang Videonya Viral Kerja Sambil Gendong Anak
0 Komentar

CIANJUR – Krisman Sitohang (50) menjadi tulang punggung sekaligus ibu untuk anaknya Kasih yang baru berusia 2 tahun 13 bulan. Pria asal Medan itu bekerja sehari-sehari demi menghidupi anak bungsunya yang ditinggal meninggal oleh ibunya sejak beberapa bulan lalu.

Kisah Krisman sang penambal ban tengah menjadi perhatian banyak orang semenjak salah satu akun mengunggah video yang menggambarkan kesehariannya bekerja sambil menggendong anak. Ia pun mengaku bahwa video tersebut sudah diketahuinya dan dilihat banyak orang.

“Saya gak enak awalnya kalau kehidupan saya diekspos dan dilihat orang di luaran sana, namun saya pikir jika memang ini jadi suatu nilai hidup untuk orang diluar sana, saya bersyukur” ungkapnya kepada cianjurekspres.net, saat ditemui di tempat usaha tambal ban sekaligus rumahnya Jl. Kh. Abdullah Bin Nuh, Rancagoong (Samping TW Hotel), Jumat (22/11/2019).

Baca Juga:Nasabah Pegadaian Bisa Daftar Haji di BTN, Ini Syaratnya!Akhir Teka-teki, Ahok Dirut Pertamina

Krisman menuturkan, istrinya meninggal tatkala ia sedang berjuang merantau ke daerah Cianjur. Sebelumnya ia tinggal bersama istrinya di daerah Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Medan.

Dirinya bertahan hidup di perantauan mengandalkan penghasilan yang di dapat dari usaha tambal ban. Sebelumnya, ia mengaku stres menjalani rintangan hidup yang ia rasa begitu berat bagi dirinya. Krisman merantau ke Cianjur pertama kali pada tahun 2014.

“Awalnya saya diajak adik yang kebetulan buka bengkel juga deket pom sini, ya nebeng dulu istilahnya. Baru saya buka sendiri, kurang lebih udah 2 bulan saya kerjanya begini sambil ngurus anak” katanya.

Ketika sedang merintis usaha tambal ban, kenyataan pahit harus di terima Krisman. Istrinya yang menetap di kampung dikabarkan meninggal dunia karena suatu penyakit.

Sempat putus asa menjalani hidup, ia memutuskan kembali ke Cianjur untuk menenangkan pikiran sambil membawa sang putri bungsu, Kasih.

Sementara dua anak lainnya yang merupakan kakak Kasih, terpaksa tinggal bersama keluarga almarhum istrinya di Medan.

“Waktu itu saya merasa berat untuk menerimanya. Jadi saya pulang lagi ke Cianjur untuk menenangkan pikiran. Setelah saya tegar, saya putuskan untuk bawa anak bungsu saya yang masih kecil ini untuk hidup sama saya. Asalnya tinggal sama mertua” ungkap Krisman.

0 Komentar