Diskoperdagin Akan Sertifikasi Koperasi

Diskoperdagin Akan Sertifikasi Koperasi
PRA KOPERASI: Sejumlah warga Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas tengah mengikuti kegiatan pra koperasi yang dilaksanakan di aula Desa Ciloto baru-baru ini. Saat ini Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Cianjur akan melakukan sertifikasi koperasi. (FOTO: IST)
0 Komentar

CIANJUR – Dinas Koperai UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur bakal melakukan sertifikasi dan uji kompetensi terhadap 1.472 koperasi, untuk mencegah munculnya koperasi abal-abal.
Kepala Seksi (Kasi) Koperasi Diskoperdagin Cianjur, Teguh Hudiyono, mengatakan, sertifikasi dan kompetensi sangat penting untuk pengelola koperasi agar memiliki standar kemampuan dibidang koperasi yang berdaya saing.
“Dengan begitu, pengawasan dan mencegah munculnya koperasi abal-abal bisa optimal,” kata dia kepada wartawan, Selasa (16/7).
Menurutnya, ke depan setiap koperasi akan memiliki kompetensi dalam pengelolaan keuangaan dengan melakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggotanya.
Bahkan pihaknya juga akan melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam karena selama ini banyak koperasi yang berkedok atau abal-abal menjamur di Cianjur, sedangkan kegiatanya tidak sesuai.
“Dalam waktu dekat Diskoperdagin akan mengadakan kegiatan tentang penilaian koperasi simpan pinjam dengan harapan nantinya koperasi tersebut dapat menilai apa saja kekurangan yang harus segera dilengkapi,” katanya.
Teguh mengatakan terkait dengan perkembagan koperasi di Cianjur, hingga saat ini ada 1.472 unit koperasi, namun yang dapat mengikuti rapat anggota tahunan (RAT) hanya 110 koperasi atau kurang dari 10 persen.
“Sedikitnya jumlah koperasi yang menggelar rapat anggota tahunan tersebut karena tingkat pemahaman di masyarakat dan anggota koperasi belum cukup baik, artinya kita harus melakukan penyuluhan tentang pengertian koperasi dilingkungan mereka,” katanya.
Menurutnya, saat ini permasalahan yang dihadapi koperasi di Cianjur dan wilayah lain di Indonesia yang bergerak dibidang simpan pinjam, perdagangan dan pemasaran terkendala dengan permodalan karena selama ini koperasi tersebut mencari modal sendiri.
“Minimnya modal yang didapatkan oleh setiap koperasi tersebut mengakibatkan banyaknya koperasi yang bangkrut dan koperasi bermodus simpan pinjam berkembang dikalangan masyarakat,” katanya.(bay/sri)

0 Komentar