Gofur mengungkapkan, kondisi air dari kolam penampungan itu cukup keruh, namun warga terpaksa tetap menggunakannya sebab tidak ada sumber air lainnya. “Daripada tidak ada, lebih baik yang ada saja. Tapi belum ada yang mengeluh mengalami sakit, muntaber atau lainnya. Dan diharapkan memang meskipun menggunakan air tersebut tidak menimbulkan penyakit,” kata dia.
Dia mengharapkan pemerintah segera menurunkan bantuan air bersih untuk membantu warga yang mengalami kekeringan. Pasalnya dia menjelaskan jika selama ini belum ada bantuan air bersih ataupun bantuan lain dari Pemkab.
“Rencananya ke dapan ada program dari pemerintah desa menggunakan anggaran di desa untuk membuat kolam penampungan dan sumur bawah tanah. Tapi diharapkan dari Pemkab juga ada bantuan, supaya warga di sini tidak terus mengalami kekeringan setiap tahunnya,” kata dia.
Sementara itu, Kabag Humas Setda Kabupaten Cianjur, Gagan Rosganda, mengatakan, pihaknya akan melakukan penanganan dan pemberian bantuan pada wilayah yang terkena dampak kekeringan di musim kemarau ini.
“Kami pasti akan memberikan panduan untuk membantu warga yang sulit mendapatkan air bersih. Kami akan koordinasi dengan instansi terkait, termasuk untuk mendata seberapa besar dampaknya sehingga ke depannya akan dilakukan penanganan supaya tidak lagi warga di sana terdampak bencana kekeringan,” kata dia.
Di tempat berbeda, di wilayah Sukaresmi warga khawatir akan terjadinya kekeringan. Suhendar (41) warga Desa Sukamahi menjelaskan, hingga saat ini beberapa kampung di wilayahnya rawan terjadi kekeringan. Sehingga pemerintah jelas perlu melakukan antisipasi sejak dini jangan sampai malah warga kesulitan mencari air bersih seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Hampir merata wilayah Sukamahi ini kalau musim kemarau mengalami kekeringan. Seharusnya pemerintah bisa lebih melakukan antisipasi jangan sampai warga malah kelimpungan mencari air bersih,” jelasnya.
Dijelaskannya, saat ini Kampung Cijere di Desa Sukamahi yang lebih sering mengalami kekeringan. Tak jarang warga di daerah tersebut harus berjalan kaki ke sungai untuk mengambil air.
“Kalau kekeringan sumur warga kering, warga harus mengambil dan mengkonsumsi air dari sungai. Sehingga kami menilai harus segera dibuatkan sumur bor demi hajat masyarakat banyak,” terangnya.