CIANJUR – Wana Wisata Pokland di Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi diduga seringkali dijadikan tempat mesum oleh pasangan yang bukan suami istri. Dugaan tersebut terungkap setelah sejumlah pengunjung memergoki beberapa pasangan yang tengah berduaan diatas hammock yang dipasang diantara pohon pinus.
Seperti yang diungkapkan oleh seorang pengunjung, saat itu ia bersama keluarganya tengah menikmati liburan sekolah dengan mendatangi lokasi Wana Wisata Pokland. Karena baru pertama kali datang, ia dan keluarganya menyewa hammock dan tikar untuk bersantai. Setelah membayar sejumlah uang, oleh seorang yang menyewakan peralatan tersebut hammock kemudian dipasang dan tikar digelar dibawahnya.
“Namanya juga mau santai, kita tidak pernah menaruh curiga dengan keberadaan hammock lainnya yang bertebaran diantara pepohonan pinus itu. Kita makan bersama dengan anak-anak sambil memainkan hand phone untuk foto-foto,” kata Ita Farras (42) seorang pengunjung asal Cipanas.
Selesai makan bersamam ia dengan anak gadisnya bermaksud jalan-jalan diantara pohon pinus yang menjulang itu untuk mencari lokasi foto yang lebih bagus. Namun saat melintas diantara hammock yang terpasang, pandangannya tanpa sengaja melihat sepasang muda-mudi tengah asyik bermuat mesum.
“Ini ditempat umum sudah berani melakukan perbuatan yang belum saatnya, apalagi kalau ditempat sepi, bisa saja lebih dari itu. Mungkin disangkanya tidak ada yang melihat karena hammocknya ditutup, tapi tetap saja tidak pantas, ini tempat umum,” paparnya.
Pihaknya sangat menyayangkan, jika perbuatan mesum tersebut diketahui oleh anak-anak dibawah umur. Tentu akan menjadi contoh yang kurang baik. “Sepertinya tidak ada pengawasan, masa tidak ada petugas. Mestinya juga ada imbauan atau larangan berbuat mesum ditempat umum, ini tidak ada sama sekali,” protesnya.
Humas Perum Perhutani KPH Cianjur Iwan Tirta saat dikonfirmasi membantah jika tidak ada petugas yang mengawasi pengunjung di Wana Wisata Pokland. Ia berkilah, petugas yang ada saat ini sangat terbatas dan tidak sebanding dengan lokasi wana wisata.
“Petugas adam bukan tidak ada, hanya jumlahnya yang sangat terbatas. Sehingga kami tidak bisa melakukan pengawasan secara menyeluruh. Apalagi jika waktu liburan, jumlah pengunjung membludak dan petugasnya sangat terbatas, jadi tidak maksimal,” paparnya.