CIANJUR – Kepala Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi Iwan Sulaeman, membantah jika dirinya tidak memberikan bantuan dan tanggapan kepada Tatah (48) korban yang menderita penyakit borok menahun dan lumpuh akibat jatuh dari pohon jati setinggi 4,5 meter.
Iwan mengatakan, pernyataan Babinsa Haurwangi, Haryadi, yang menyatakan bahwa belum juga ada tanggapan dari pihak desa soal Tatah itu tidak benar. Dirinya mengaku, jika yang mengurusi Tatah sejak awal adalah pihak desa.
“Sejak awal, kami yang ngurus. Tapi karena tidak pertanggungjawaban dari Perhutani, maka saya meminta bantuan babinsa untuk mencari donatur,” kata dia kepada Cianjur Ekspres.
Iwan menceritakan, Tatah merupakan seorang buruh penebang pohon dari Perhutani, warga Kampung Sukadana RT 02/RW 06, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi. Kala itu, Tatah disuruh menebang pohon jati oleh pihak perhutani karena pohon tersebut terancam tumbang.
“Nahas, saat itu menjadi peristiwa terjadinya kecelakaan. Tatah terjatuh dari pohon. Lalu kami berinisiatif membawanya ke RSUD Cianjur,” kata Iwan.
Namun, kata dia, rencana perawatan di rumah sakit dicabut oleh pihak keluarganya. Pada akhirnya, Tatah dibawa ke pengobatan alternatif.
“Sayangnya, pengobatan alternatif itu tak membuahkan hasil. Korban masih terbaring lemas,” ungkapnya.
Seiring waktu, lanjut Iwan menceritakan, pihak keluarga meminta bantuan ke pihak desa untuk kelanjutan berobat karena sudah tidak memiliki biaya. Akhirnya, Iwan berinisiatif untuk mendatangi pihak perhutani untuk bertanggung jawab.
“Waktu itu, orang dari perhutani memberi bantuan senilai Rp 2 juta untuk berobat. Tetapi, tetap saja hasil berobat dari bantuan itu tidak ada hasil. Tatah masih terbaring, dan semakin kritis,” ungkapnya.
Lantas, pihak keluarga Tatah kembali meminta bantuan Iwan agar pihak perhutani bisa menjenguk korban dan memberikan solusi. Tapi, hingga saat ini pihak perhutani tidak memenuhi permintaan kerluarga korban.
“Maka dari itu, kami berinisiatif untuk membantu korban membuat BPJS agar biaya pengobatan lebih ringan. Dan kami juga meminta bantuan babinsa agar bisa mendatangkan donatur,” jelasnya.
Oleh karenanya, tegas Iwan, tidak benar jika ada pernyataan bahwa pihak desa tidak membantu korban untuk berobat. Bahkan, bukan hanya Tatah yang dibantu untuk berobat. Sudah puluhan warga Desa Haurwangi yang menderita penyakit ringan dan berat dibantu pihak desa.