Benih yang dibudidayakan di Cianjur berjenis sangga sembalun yang berasal dari Lombok Timur. Dari satu hektar kebun yang saat ini berada di wilayah Cipanas, Pacet, Cugenang, dan Sukanagara, mampu memproduksi sekitar 8 ton.
Menurut Mamad, saat ini kebun yang berada di Cianjur merupakan kerjasama bisnis dengan para importir.
“Importir wajib menyediakan 5 persen kebutuhan lokal dengan memberdayakan kebun,” kata Nano, di Pendopo Cianjur, belum lama ini.
Nano mengatakan, beberapa tempat lainnya sudah dibuka untuk mengenalkan benih bawang putih. Ratusan hektar kebun bawang putih yang ada di Cianjur saat ini merupakan lahan ujicoba dari Kementerian Pertanian.
“Kerjasama antara importir dengan para pemilik hak guna usaha,” katanya.Ia mengatakan, ujicoba dimulai pada tahun 2018 dengan target tahun 2025 sudah bisa melakukan swasembada bawang putih.
“Seperti diketahui bahwa secara nasional bawang putih masih impor dari Cina Selatan, daerah tersebut sudah menjadi penghasil bawang putih internasional,” ujarnya.
Nano mengatakan, prioritas dari ujicoba di Cianjur memang diperuntukkan bagi penyediaan benih. Meski menjelang Idul Fitri harga tinggi, pembuatan benih akan terus berlangsung.
“Menjelang ramadan tadi harga sampai Rp 60 ribu biasanya Rp 30 ribu,” kata Nano.(yis/sri)