Lagi, Pahlawan Demokrasi Gugur Dalam Tugas

0 Komentar

CIANJUR – Dina Wahdina Anwar, anggota PPS di TPS 01 Kampung Pasirpari RT 02/06, Desa Bunijaya, Kecamatan Pagelaran, meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di RSUD Cianjur sejak Sabtu (27/4) lalu. Dina diduga kelelahan pascabertugas pada Pemilu 2019, belum lama ini.
Edi Nuryadi (48) suami dari almarhumah Dina, mengatakan, sebelum menjalankan tugasnya sempat mengalami drop. Namun karena tugas yang harus dikerjakan almarhumah pun tetap menjalankan tugasnya sebagai PPS.
“Sebelum masa pencoblosan istri saya itu sudah mengalami sakit, dan panas dingin. Meskipun sakit istri saya masih saja menjalankan tugasnya,” terang Edi kepada Cianjur Ekspres, saat ditemui di RSUD Cianjur, Minggu (28/4).
Edi mengatakan, bekerja sebagai PPS pada saat penghitungan suara terbilang sangat tidak wajar, karena mulai dari pagi dan selesainya hingga pagi hari (subuh).
“Bisa dibayangkan, harus bekerja dari pagi ke pagi lagi, dengan tidak tidur sedikitpun atau beristirahat. Dan selain itu, mungkin istri saya itu kurang makan dan kurang minum sehingga mengalami panas di bagian dalam, namun dingin di bagian luar,” kata dia.
Edi mengatakan, pada saat sakit istrinya (Dina Wahdina) sempat tidak mau dirawat ke RS dikarenakan badannya mengalami sakit yang sangat luar biasa. Selain itu, faktor jalan yang enggan istrinya dirawat, dikarenakan akses jalan dari rumah menuju RS cukup parah.
“Ya terpaksa saya panggil mantri datang ke rumah dan diberikan pengobatan dengan bantuan infus. Waktu sempat terlihat kembali normal, minum mau, makan meskipun bubur sempat masuk (dimakan),” kata dia.
Menurutnya, pada saat diberikan infus dan sempat terlihat akan sembuh istrinya sempat menyuruh suaminya untuk kembali bekerja ke luar daerah. Namun pada saat tengah malam setelah istrinya keluar dari kamar mandi tiba-tiba istrinya memeluk suaminya dengan sambil tiduran di dada suaminya.
“Pada saat tiduran di dada saya, tiba-tiba nafas istri saya ini lain dari yang biasanya. Seolah seperti orang kecapean dan badannya kembali panas dan tidak bisa ngomong,” katanya.
Edi mengaku kondisi tersebut sudah terjadi sejak malam pada 18 April kemarin. Bahkan sebelum malam 17 April pun kondisi Dina sudah mengalami seperti (panas tinggi) drop.

0 Komentar