CIANJUR – Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Dinas Pendidikan di Kabupaten Cianjur dipangkas hingga 20 persen. Akibatnya capaian target pembagunan sekolah di Kabupaten Cianjur akan sedikit terhambat
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur Oting Zaenal Mutaqin mengatakan, untuk alokasi dana pendidikan di Kabupaten Cianjur saat ini ada pemangkasan. “Yang awalnya 50 bidang untuk SD saat ini hanya menerima 20 bidang, untuk SMP hanya 17 bidang,” kata Oting
Menurut Oting, DAK yang dipangkas merupkan dana untuk biaya rehab fisik sekolah. Namun hingga saat ini pihaknya belum mengetahui alasan dari pemangakasan DAK tersebut. “Saya belum tahu alasanya, karena begitu saya masuk jadi kepala dinas dananya sudah segitu,” ujarnya.
Oting membantah jika pamangkasan DAK tersebut akibat dari keterlambatan laporan dana Bos, karena menurutnya dana Bos selalu di update dan dilaporkan terus. “Begini dana Bos itu dilaporkanya sesuai dengan apa yang digariskan didalam aturan jadi tidak akan terlambat,” katanya
Oting mengatakan, akibat pemangkasan tersebut tentu akan berpengaruh dalam mengejar target pembangunan sekolah yang ada di Kabupaten Cianjur.
“Sekolah di Cianjur ini banyak, SD saja hampir seribu, belul lagi SMP. Jadi kita kekurangannya banyak, kalau kita mengejar di angka Rp 100 miliar saja itu perlu 10 tahun,” katanya.
Menurut Oting adanya kasus OTT, pemangkasan DAK Dinas Pendidikan patut disyukuri, karena jika tidak terjadi OTT besar kemungkinan DAK Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur akan habis dan pendidikan di Kabupaten Cianjur akan hancur.
“Sekarang saya mapping kemana-mana dan banyak yang sudah kecewa karena pemotongan DAK, bukan terjadi sekarang saja, dari empat tahun kebelakang mereka sudah diperas,” katanya.
Oting mengaku bahwa ia mempunyai surat pernyataan resmi bahwa DAK yang diterima masing – masing sekolah sebelumnya mendapatkan pemotongan.
“Yang keluar 2019 itu hasil pengajuan tahun 2018, saya tidak tahu kenapa sekolah yang masih bagus dapat bantuan. Sementara sekolah yang membutuhkan malah tidak dapat bantuan, saya tidak tahu mungkin ada perjanjian apa dengan Kepala Dinas sebelumnya,” kata Oting.
Sementara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada saat menghadiri acara Gebyar Pendidikan pada Jumat sore (22/3) lalu mengaku tidak mengetahui adanya pemotongan DAK untuk Kabupaten Cianjur.