Akibat Banjir Bandang, Ribuan Warga Terisolir

Akibat Banjir Bandang, Ribuan Warga Terisolir
AMBRUK: Jembatan gantung penghubung antardesa di Kecamatan Cidaun putus akibat diterjang air bah atau banjir bandang.
0 Komentar

CIANJUR – Jembatan gantung penghubung antardesa di Kecamatan Cidaun putus akibat diterjang air bah. Akibatnya, aktivitas ribuan warga dan ratusan anak usia sekolah terhambat, sementara jalan alternatif lain harus ditempuh dengan waktu yang cukup lama.
Rahmat (54) warga sekitar, mengatakan, putusnya jembatan penghubung antar-Desa Neglasari dan Gelarpawitan itu terjadi ketika hujan turun deras menyebakan meluapnya Sungai Cidamar yang membentang di bawah jembatan.
“Air sungai yang meluap dengan arus yang deras menghantam jembatan gantung hingga putus. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun aktivitas warga khususnya anak sekolah terganggu,” kata dia kepada wartawan saat dihubungi melalui telepon seluler, Selasa (4/12).
Kepala Desa Gelarpawitan Kecamatan Cidaun, Alih Sutisna, mengatakan, jembatan Gantung Cisarakan yang menghubungkan Desa Gelarpawitan antar-Desa Negalsari menjadi sarana untuk aktivitas sebanyak 5.000 jiwa warga. Bahkan yang paling utama anak-anak sekolah yang seharusnya sekolah jadi tidak sekolah, karena tidak ada jalan lain untuk menuju tempat sekolahnya.
“Kami hanya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera memperbaiki jembatan yang putus agar ratusan kepala keluarga tidak terisolir,” kata dia.
Di sisi lain, hujan deras juga membuat Sungai Cidamar dan Cidaun, meluap. Hal itu membuat puluhan rumah milik warga di beberapa kampung di Kecamatan Cidaun terendam banjir setinggi dada orang dewasa.
Rosita (25), salah seorang warga menuturkan, luapan air sungai sempat merendam perkampungan hingga 3 jam, sehingga sebagian besar warga mengungsi ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Tercatat sekitar 50 rumah di 3 kampung terendam banjir akibat meluapnya kedua sungai yang membentang di wilayah tersebut dan tiga warung milik warga rusak,” kata dia.
Menjelang siang warga masih bertahan di pengungsian karena takut hujan kembali turun deras dan air sungai meluap kembali merendam perkampungan.
Banjir juga merendam puluhan hektar areal pesawahan di lima kampung seperti Kampung Babakan, Bobojong, Sukamaju, Jogjogan dan Kampung Girang. “Setiap tahun wilayah Cidaun merupakan langanan banjir akibat meluapnya sejumlah sungai.
Harapan kami ada pengerukan sungai yang mengalami pendangkalan,” katanya.

0 Komentar