Harga Dollar Naik, Produksi Tahu Tempe Dipangkas

Pemerintah Pastikan Ketersediaan Kedelai Cukup Saat Nataru
IlustrasiI: Perajin tahu tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi akibat harga kedelai naik.
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Perajin tahu tempe di Cianjur terpaksa mengurangi jumlah produksi karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Namun hal itu tak membuat resah bagi pemasok kacang kedelai dan pedagang tahu-tempe.
Yayan perajin tahu tempe di Kelurahan Sayang, mengatakan, kenaikan dolar atas rupiah membuat harga kacang kedelai impor yang menjadi bahan baku pembuatannya tahu tempe, ikut naik. ” Makanya kami siasati dengan mengurangi produksi,” kata dia kepada wartawan, Jumat (7/9).
Selama ini, tutur dia, perajin menggunakan kacang kedelai impor yang saat ini dijual Rp 75 ribu per kuintal atau Rp 7.500 per kilogram. Kenaikan harga tersebut sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Dia menambahkan, selama ini kualitas kedelai lokal lebih bagus dari kedelai luar, namun keberadaan kedelai lokal seakan menghilang dari pasaran yang harganya lebih murah dari impor.
“Kami lebih memilih kedelai lokal untuk membuat tahu karena teksturnya lebih lembut dan bahan baku lebih murah. Namun sejak awal tahun kedelai lokal sulit di dapat terutama di Cianjur,” katanya.
Meskipun harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu melambung, pihaknya tidak dapat menaikan harga seenaknya dan mengurangi ukuran tahu atau tempe karena pelanggan akan menghilang.
“Cara menyiasatinya paling mengurangi jumlah produksi yang biasa 10 ribu potong per hari dikurangi menjadi setengahnya. Termasuk untuk tempe dari 5.000 perhari diturunkan menjadi 2.000 potong perhari,” katanya.
Dia dan puluhan perajin tahu tempe di Cianjur, berharap lemahnya rupiah atas dolar tidak berlangsung lama karena sangat berpengaruh terhadap perputaran modal. “Harapan kami dolar kembali stabil dan kami tidak sampai gulung tikar karena mahalnya biaya untuk membeli bahan baku kedelai,” katanya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Cianjur, Hugo, mengatakan, kenaikan dollar Amerika memang memberi dampak bagi harga kedelai. Namun turunnya harga kedelai impor membuat produsen tahu-tempe masih bisa mengantisipasi.
“Sekarang harganya Rp 7.750 per kilogram. Itu setelah ada penurunan harga kedelai. Kalau tidak ada penurunan harga karena stok yang melimpah, bisa jadi harga kedelai naik Rp 2.000 dibandingkan sebelumnya,” ungkap dia saat dihubungi melalui telepon seluler.

0 Komentar