Ojek Pangkalan v Ojek Online

Ojek Pangkalan v Ojek Online
IKBAL SELAMET/CIANJUR EKSPRES DEMO: Ratusan pegendara ojek pangkalan dan angkutan umum menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Kabupaten Cianjur.
0 Komentar

JL KH ABDULLAH BIN NUH – Dua orang pengemudi ojek online di menjadi korban penganiayaan sejumlah oknum ojek pangkalan yang sedang berujuk rasa, meskipun sedang tidak beroperasi.
Kedua orang yang menjadi korban tersebut, telah melakukan visum dan melaporkan peristiwa yang menimpanya ke Mapolres Cianjur guna diproses secara hukum.
Ketua Driver Online Cianjur (DOC), Yanwar, mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan pembelasan atas penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum tersebut. “Kembali lagi ke masalah perut, meskipun berbagai penawaran sudah kami berikan agar teman-teman ojeg pangkalan dapat kemudahan menjadi ojek online namun tetap bisa mangkal, namun ini tidak menjadi solusi,” katanya.
Meskipun mendapat penolakan dari pengemudi angkutan dan ojek pangkalan, tutur dia, pihaknya akan tetap beroperasi untuk menafkahi keluarga. Namun mereka berharap tidak ada lagi kekerasan yang menimpa pengemudi.
Sedangkan terkait dibukanya kantor cabang Grab di Cianjur, ungkap dia akan segera dilakukan sesuai dengan informasi dari kantor pusat. Namun pihaknya belum bisa memastikan kapan keputusan berdirinya kantor cabang tersebut.
“Tetap beroperasi dengan prinsip kami bukan ojek online yang anarkis. Kembali lagi ini masalah perut dan ladang usaha,” katanya.
Sedangkan terkait penolakan yang diajukan pengemudi kovensional, tambah dia, pihaknya tidak akan mundur karena sama-sama mencari rejeki. Bahkan ungkap dia, sejak beberapa hari terakhir mereka telah mengumpulkan ribuan tanda-tangan dukungan.

Petisi yang sudah ditanda-tangani warga merupakan bentuk dukungan bagi kami untuk tetap beroperasi karena warga yang memutuskan sebagai penguna jasa.

Di samping itu, seribuan pengemudi angkutan umum (angkum) dan ojek pangkalan menggelar aksi unjuk rasa ke Gedung DPRD Kabupaten Cianjur menuntut agar aplikasi angkutan berbasis online ditutup.
Aksi unjuk rasa angkutan konvensional yang kesekian kalinya itu menuntut pemerintah daerah menutup aplikasi layanan angkutan online yang dinilai merugikan pengendara angkutan konvesional.
Ribuan orang tersebut sempat konvoi ke sejumlah jalan protokol menyisir angkutan dan pangkalan yang masih beroperasi, untuk ikut berunjuk rasa. Bahkan massa sempat melakukan orasi di depan Kantor Bupati Cianjur, sebelum melanjutkan aksi ke gedung Dewan.

0 Komentar