Inkubator Wirausaha dan Pertanian Cerdas
Farhan juga mendorong lahirnya inkubator wirausaha muda berbasis potensi lokal, yang melibatkan sinergi antara kampus, pemerintah daerah, dan komunitas kreatif. Kampus berperan menyediakan riset dan pelatihan, pemerintah memberikan fasilitas dan akses modal, sementara komunitas pemuda menjadi pelaksana di lapangan. Dengan skema ini, inovasi tidak lagi berhenti di ruang kelas, melainkan menghidupkan ekonomi masyarakat secara nyata.
Selain digital, sektor pertanian cerdas (smart farming) menjadi bidang yang tak kalah potensial. Dengan dukungan teknologi seperti sensor tanah, aplikasi prediksi cuaca, hingga sistem irigasi otomatis, sektor pertanian kini menarik minat generasi muda. Melalui gerakan AgriYouth Jawa Barat, para pemuda berhasil mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif dan membuka lapangan kerja baru di desa.
Inovasi Kecil, Dampak Besar
Farhan menegaskan, inovasi tidak harus megah—yang penting berkelanjutan dan berdampak sosial. Di Garut dan Majalengka, misalnya, kelompok pemuda mengembangkan eco-tourism berbasis desa. Wisata alam dikelola secara ramah lingkungan dan hasilnya dibagikan untuk pemberdayaan warga. Sementara di Cirebon, komunitas muda membuat platform digital untuk menghubungkan lulusan SMK dengan pelaku industri kreatif daerah.
Baca Juga:Jadwal Lengkap PERSIB di AFC Champions League Two 2025/26Film Pangku Siap Tayang 6 November, Kisah Hangat di Balik Kedai Kopi Pantura
Semua inisiatif itu menunjukkan bahwa semangat Sumpah Pemuda masih hidup. Jika pada 1928 semangat itu diwujudkan melalui ikrar, maka kini semangat tersebut harus hadir dalam bentuk kolaborasi ekonomi yang inklusif dan inovatif.
Dukungan Ekosistem yang Kuat
Namun, semangat ini tidak bisa berjalan sendiri. Farhan menilai, dukungan pemerintah, kampus, dan industri menjadi kunci agar gerakan ekonomi pemuda terus berkembang. Diperlukan pelatihan kerja adaptif, akses pendanaan wirausaha muda yang mudah, serta pemetaan potensi ekonomi pemuda di setiap daerah.
Program penanggulangan pengangguran pun sebaiknya disesuaikan dengan konteks lokal, bukan kebijakan seragam dari pusat. Karena setiap daerah memiliki potensi, karakter, dan tantangan yang berbeda.
Sumpah Pemuda, Energi Perubahan
Bagi Farhan dan banyak aktivis muda lain, Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan sejarah. Ia adalah energi moral untuk terus berinovasi dan berkontribusi nyata.
Bekerja tidak lagi dimaknai sekadar mencari posisi, tetapi menciptakan manfaat bagi sesama. Karena pada akhirnya, ekonomi pemuda yang bergerak adalah fondasi bagi Indonesia yang tangguh—bangsa yang tidak menunggu kesempatan, tetapi menciptakan peluang dari setiap tantangan.
