Sumedang – Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI) turut memeriahkan Haflah Khotmil Qur’an ke XVII yang diselenggarakan Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, Sumedang, pada 15–21 September 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam syiar Al-Qur’an, sekaligus sarana edukasi sejarah penulisan mushaf Al-Qur’an dari masa Nabi Muhammad SAW hingga perkembangannya di Nusantara.
Acara yang berlangsung sepekan ini diisi dengan beragam kegiatan keagamaan dan kebudayaan, antara lain Bazar buku, MTQ JQH NU Sumedang, Lailatul Mahabbah untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Majelis Istima’ Al-Qur’an 30 Juz, Manaqib Kubro Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, ziarah makbaroh, pawai ta’aruf, halaqah ulama Al-Qur’an, serta puncaknya Haflah Khotmil Qur’an.
Dalam kesempatan ini, BQMI menghadirkan pameran khusus bertema “Sejarah Penulisan Al-Qur’an dari Masa ke Masa”. Pameran tersebut menampilkan fase-fase penting dalam sejarah pengumpulan dan penyalinan Al-Qur’an, mulai dari masa Nabi Muhammad SAW (w. 632 M.), masa Khalifah Abu Bakar (w. 634 M.), hingga pembakuan mushaf pada masa Khalifah Usman bin Affan (w. 656 M).
Baca Juga:Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Buka Pendaftaran Santri Baru Gelombang 3
Perjalanan sejarah penyalinan mushaf juga dipaparkan melalui koleksi dari berbagai era, antara lain Mushaf Dinasti Umaiyah (661–750 M), Mushaf Dinasti Abbasiyah (750–1258 M), hingga mushaf-mushaf Nusantara abad ke-16 sampai ke-19. Dengan begitu, pengunjung dapat melihat kesinambungan tradisi penyalinan Al-Qur’an dalam rentang waktu lebih dari 14 abad.
Beberapa koleksi penting yang dipamerkan antara lain replika mushaf Masjid Shan’a dari Yaman abad ke-1 Hijriyah, replika Mushaf Tashkent dari Uzbekistan, Mushaf Dinasti Umaiyah dalam bentuk faksimili, serta mushaf khas Nusantara seperti Mushaf Lalino Bima Nusa Tenggara Barat dan Mushaf Sarung Batik Cirebon. Koleksi tersebut menjadi daya tarik utama, karena menghadirkan nuansa autentik sejarah penulisan Al-Qur’an dari berbagai belahan dunia Islam.
Pameran ini tidak hanya bertujuan memperkenalkan kekayaan khazanah mushaf Al-Qur’an, tetapi juga menumbuhkan kecintaan umat Islam terhadap kitab suci. Melalui Haflah Khotmil Qur’an ke XVII ini, BQMI berharap masyarakat dapat memahami perjalanan panjang sejarah penulisan mushaf, sekaligus semakin meneguhkan semangat menjaga, memuliakan, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.