CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank BUMN, masih menyita perhatian publik. Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya telah mengungkap kasus ini dengan menangkap empat orang terduga pelaku.
Salah satu nama yang menyeruak dalam kasus ini adalah Dwi Hartono, seorang motivator yang juga dikenal sebagai pengusaha. Ia diduga menjadi otak di balik aksi penculikan dan pembunuhan tersebut. Dugaan muncul karena permohonan kredit fiktif yang diajukannya tidak disetujui oleh pihak bank, sehingga berujung pada tindakan kriminal yang melibatkan korban.
Di luar kasus hukum yang kini menjeratnya, Dwi Hartono memiliki rekam jejak di dunia bisnis dan digital. Perusahaan miliknya, PT Hartono Mandiri Makmur, berkantor pusat di Kota Wisata Cluster San Fransisco, Jl. Boulevard Blok Q1/9 Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bidang usaha yang dijalankan perusahaan ini mencakup perdagangan dan pengembangan perangkat lunak (software).
Baca Juga:Kerugian Akibat Kemacetan di Jabodetabek Capai Rp100 Triliun Per TahunGempa Bumi Magnitudo 4,2 Guncang Biak, Papua
Salah satu produk yang pernah dikembangkan adalah warunggaib.com, meski saat ini situs tersebut sudah tidak lagi dapat diakses. Selain itu, perusahaan Dwi Hartono juga menaungi platform bimbingan belajar online bernama Guruku, dengan kantor pusat lain yang berlokasi di Kota Wisata San Fransisco 8, Kabupaten Bogor.
Aktivitasnya di ranah digital juga cukup menonjol. Sejak 2016, ia aktif mengelola kanal YouTube dengan jumlah lebih dari 169 ribu subscribers. Dari total 128 video yang diunggah, akunnya berhasil meraih lebih dari 4,9 juta penayangan.
Selain itu, Dwi Hartono juga diketahui memiliki bangunan di kawasan Gunung Putri, Bogor, yang dijadikan sebagai salah satu pusat operasional perusahaannya.
Sosok yang sebelumnya dikenal sebagai motivator dan pebisnis tersebut kini berada dalam sorotan tajam, seiring dengan dugaan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan yang menewaskan seorang kepala cabang bank BUMN.