Pedagang di Cianjur Tak Berani Jual Bendera One Piece

Pedagang di Cianjur Tak Berani Jual Bendera One Piece
Salah seorang penjual bendera, Endang Rohmat (34) menyusun bendera dan umbul-umbul merah putih Jalan KH. Abdullah, Pamoyanan, Cianjur, pada Selasa 5 Agustus 2025, menjelang peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. (Foto: Akmal Esa Nugraha/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Di tengah tren bendera bajak laut anime One Piece yang ramai dipasang warga di berbagai daerah menjelang 17 Agustus 2025, sejumlah pedagang bendera di Cianjur tetap memilih menjual bendera resmi merah putih sebagai bentuk penghormatan terhadap momen kemerdekaan.

Salah satu penjual bendera, Endang Rohmat (34), menyebut sudah mendengar kabar soal tren tersebut. Namun dia menegaskan tidak tertarik menjual bendera selain merah putih.

“Saya tahu ramai di TikTok, banyak yang pasang bendera One Piece. Tapi saya gak jual. Saya rasa itu bukan buat Agustusan,” kata Endang, saat ditanyai oleh Cianjur Ekspres di Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Pamoyanan, Cianjur, pada Selasa 5 Agustus 2025.

Baca Juga:Inspektorat Minta RSUD Sayang Kembalikan Rp2 Miliar, Buntut Temuan Pengadaan Alat RadioterapiGagal Tutup Pergerakan Nguyen, Indonesia Tertinggal 1-0 di Babak Pertama Final AFF U-23

Menurutnya, saat ini bendera One Piece kerap dikaitkan dengan isu-isu politik, sehingga para pedagang tak berani menjualnya. Dia pun menyebut orang-orang yang mendorong penggunaan bendera tersebut bukanlah pihak yang baik.

“Itu kayaknya politik, sih. Itu mah bukan-bukan orang-orang yang baik lah. Itu istilahnya mah dikenakan sama politik,” katanya.

Dia juga menegaskan, sebagai warga negara Indonesia, dirinya lebih memilih untuk menjual bendera Merah Putih yang mencerminkan semangat nasionalisme. Bagi dia, bendera One Piece bisa saja dipandang sebagai bentuk pemberontakan oleh sebagian pihak.

“Merah Putih aja lah. Jangan dicampur adukkan sama politik. Bendera One Piece itu mah pemberontakan istilahnya mah, disuruh sama orang-orang politik,” katanya.

Bahkan, dia mengaku pernah didatangi oleh aparat keamanan yang mengingatkan agar tidak menjual bendera tersebut.

“Tentara juga sempat beli ke sini, nanyain jualan bendera One Piece enggak? Saya bilang enggak. Mereka bilang, ‘jangan’, gitu,” tuturnya.

Dia menambahkan, para penjual bendera yang benar-benar hanya mencari nafkah, umumnya enggan menjual bendera semacam itu karena khawatir terseret masalah.

Baca Juga:Buku 364+1 Inspirasi Harian Disambut Hangat Akademisi hingga Ombudsman RIDosen Senior Luncurkan Buku 364+1 Inspirasi Harian: Dari Refleksi Pandemi Menuju Spiritualitas Publik

“Kalau orang-orang yang jualan benderaan cari nafkah mah enggak gitu. Gak berani istilahnya mah,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan dirinya menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme, sehingga tak ingin mencampuradukkan usahanya dengan hal-hal yang bersifat politis.

0 Komentar