Damkar Cianjur Selamatkan 194 Hewan Liar Selama Enam Bulan Terakhir

Damkar Cianjur Selamatkan 194 Hewan Liar Selama Enam Bulan Terakhir
Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cianjur, saat mengevakuasi ular king kobra di Kampung Cijengkol RT 02/RW 02, Desa Sukamanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, pada 27 Juli 2025. (Foto: Damkar Cianjur)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cianjur mencatat sebanyak 194 kejadian evakuasi hewan liar selama enam bulan terakhir atau periode Januari hingga Juli 2025.

Dari jumlah tersebut, jenis hewan yang paling mendominasi adalah ular, khususnya ular Kobra Jawa.

Kasi Penanggulangan Kebakaran Dinas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Cianjur, Nandi Rohendi mengatakan, sebagian besar evakuasi dilakukan terhadap ular berbisa, biawak, hingga hewan lain seperti burung hantu dan monyet. Hewan-hewan ini kerap ditemukan masuk ke dalam rumah warga atau pekarangan, serta mengancam keselamatan manusia.

Baca Juga:Buku 364+1 Inspirasi Harian Disambut Hangat Akademisi hingga Ombudsman RIDosen Senior Luncurkan Buku 364+1 Inspirasi Harian: Dari Refleksi Pandemi Menuju Spiritualitas Publik

“Paling banyak ular Kobra Jawa. Selain itu juga ada biawak, burung hantu, sampai monyet. Semuanya kita evakuasi tanpa membunuh. Kita hanya pindahkan ke lokasi aman yang jauh dari permukiman,” ujarnya saat ditemui oleh Cianjur Ekspres di Mako 1, Jalan Perintis Kemerdekaan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Dia menyebutkan, pihaknya memiliki tujuh pos pemadam kebakaran yang tersebar di berbagai kecamatan, seperti Cianjur, Ciranjang, Cipanas, Cikalong, Cibeber, Sindangbarang, dan Sukanagara. Seluruh laporan evakuasi hewan berasal dari pos-pos tersebut.

“Jadi ini tuh yang saya sebutkan seperti Ular Kobra Jawa, Ular Python, ular berbisa lainnya, biawak, hewan-hewan reptil, terus burung, monyet juga, nah itu tuh berdasarkan dari laporan-laporan ke kita,” katanya.

Lanjutnya, terkait keamanan petugas saat evakuasi, semua dilakukan sesuai standar keselamatan. Petugas menggunakan peralatan lengkap seperti penjepit, penjerat, hingga sarung tangan pelindung. Dari 194 penanganan, belum ada petugas yang mengalami luka.

Alhamdulillah semua aman. Karena kita tidak menyakiti, hewan-hewan itu juga tidak agresif. Mereka seperti tahu kalau kita hanya ingin menyelamatkan,” katanya.

Hewan-hewan yang berhasil dievakuasi biasanya dilepasliarkan kembali di kawasan yang sesuai, seperti kebun sawit atau hutan kecil. Beberapa jenis hewan dilindungi seperti monyet ekor panjang juga ditangani bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

“Kalau ular biasanya kita lepaskan di area perkebunan sawit. Nah makanya hati-hati kalau main ke kebun sawit soalnya pasti ada ular di situ. Kalau biawak kadang malah ada warga yang ingin pelihara, tapi tetap kita arahkan sesuai prosedur. Untuk hewan dilindungi, seperti monyet jenis tertentu, langsung kami koordinasikan dengan BKSDA,” pungkasnya.

0 Komentar