CIANJUR, cianjur.jabarekspres.com – Masih tingginya masyarakat yang melakukan Buang Air Limbah Sembarangan (BABS) di Kabupaten Cianjur mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat.
Ribuan masyarakat yang tidak memiliki sistem pengolahan air limbah bakal mendapatkan bantuan sanitasi. Bantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai upaya untuk meningkatkan akses sanitasi yang layak.
Kepala Bidang Air Bersih dan Sanitasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Cianjur, Asep Hendriyana mengungkapkan, program DAK Sanitasi ini merupakan upaya pemerintah untuk mencapai target sanitasi layak 90% di berbagai daerah. Bantuan ini akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama mereka yang masih membuang limbah domestik langsung ke saluran air atau belum memiliki fasilitas sanitasi yang memadai.
Baca Juga:Ratusan Anak Yatim Rayakan Lebaran Yatim 'GEMBIRA'Pasangan Menikah di Bulan Dzulhijjah 'Meroket' di Cianjur
“Tahun ini ada 1.630 kepala keluarga (KK) yang mendapatkan bantuan program sanitasi DAK ini. Tersebar di 38 desa di 21 wilayah kecamatan,” kata Asep didampingi stafnya Vera.
Bantuan ini bertujuan untuk membangun fasilitas sanitasi seperti septik tank, dan diharapkan dapat mengurangi masalah kesehatan dan lingkungan akibat sanitasi yang buruk.
Selain itu adanya bantuan sanitasi DAK ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mengurangi angka penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Salah satu yang menjadi poin penting dalam program Sanitasi DAK ini dapat mengurangi jumlah ODF (Open Defecation Free) atau bebas air besar sembarangan (BABS) dengan memberdayakan masyarakat,” tegasnya.
Program sanitasi yang menyasar permukiman padat penduduk itu, dilaksanakan melalui Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM). Kelompok yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pembangunan atau pengelolaan proyek, terutama dalam konteks program pemberdayaan masyarakat, seperti program sanitasi dengan cara swakelola atau melibatkan masyarakat secara langsung dalam prosesnya.
“Pelaksana pembangunannya langsung oleh setiap TPS-KSM yang dibentuk oleh setiap desa. Mereka bertanggungjawab terutama dalam pelibatan masyarakat setempat dalam pembangunannya,” katanya.
Pihaknya mengakui program sanitasi DAK tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Memang jumlahnya meningkat hingga mencapai sekitar 60 persen. Tahun kemarin hanya sekitar 20 desa yang mendapatkan bantuan.” jelasnya.