Pelajar Terlibat Tawuran Diserahkan ke Markas TNI Armed 1 Kostrad, Dedi Mulyadi: Demi Masa Depan Mereka

Dedi Mulyadi
Pelajar Terlibat Tawuran Digembleng Bersama TNI, Dedi Mulyadi: Demi Masa Depan Mereka
0 Komentar

PURWAKARTA, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Sejumlah pelajar yang terlibat aksi tawuran resmi dikirim untuk menjalani pendidikan dan pembinaan di Resimen Armed 1 Kostrad Sthira Yudha.

Program ini digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai upaya penyelamatan generasi muda dari jerat perilaku menyimpang seperti tawuran, merokok, dan penyalahgunaan narkoba.

Dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Kamis, 1 Mei 2025, Dedi menjelaskan bahwa peserta program rata-rata adalah pelajar SMP yang terlibat dalam tindakan kekerasan.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Jawa Barat 2 Mei 2025: Waspadai Hujan Sore Hari di Beberapa WilayahSTAI Kharisma Cicurug Raih Skor Tertinggi dalam Penilaian Maturitas PDDIKTI, Siap jadi Institut

“Mereka akan mengikuti pendidikan, dan rata-rata mereka adalah pelaku tawuran, merokok, bahkan ada yang menggunakan narkoba,” ungkapnya.

Salah satu orang tua yang hadir mengakui bahwa anaknya terlibat tawuran di area persawahan bersama teman-teman tongkrongannya. Saat ditanya apakah sang ibu mampu menangani sendiri perilaku anaknya, ia menjawab, “Nggak pak, makanya saya mempercayakan program ini untuk anak saya. Dia tinggal sama neneknya, saya kerja.”

Dedi menegaskan bahwa anak-anak tersebut tetap berstatus pelajar dan akan melanjutkan pendidikan formal. Misalnya, salah satu siswa dari SMP Bungursari akan tetap bersekolah, namun kini di lokasi baru, yakni di komplek Resimen Armed 1/Divif 1 Kostrad Sthira Yudha.

“Sekarang itu yang agak ganas-ganas justru usia SMP. Yang membunuh, yang menusuk, itu usia SMP,” kata Dedi menggarisbawahi urgensi program ini.

Ia juga mengimbau para orang tua agar tidak memberikan uang jajan dan ponsel kepada anak-anak selama masa pembinaan, karena semua kebutuhan mereka telah ditanggung oleh pemerintah.

“Biar fokus pendidikan dan pembentukan karakter,” ujarnya.

Langkah ini dinilai sebagai solusi nyata dalam membina remaja bermasalah, agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik dan jauh dari jalan kekerasan.

0 Komentar