CIANJUR,CIANJUR EKSPRES – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Lepi Ali Firmansyah menghadiri kegiatan forum Konsultasi Publik Penyempurnaan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2025-2029, Kamis 13 Maret 2025.
Sebagaimana diketahui Cianjur telah berhasil melaksanakan suksesi kepemimpinan melalui Pilkada Tahun 2024. Bupati dan Wakil Bupati terpilih selanjutnya perlu melegitimasi dan mengimplementasikan visi, misi dan janji politiknya kedalam dokumen perencanaan pembangunan yaitu melalui RPJMD tahun 2025-2029.
Kang Lepi sapaan akrabnya menegaskan bahwa RPJMD merupakan dokumen strategis yang menjadi kompas yang mengarahkan pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga:Jabar Ditarget Punya 30 Sekolah Rakyat, Gubernur Dedi Mulyadi Dukung PenuhSekda Jabar Herman Suryatman Sambut Baik Mekanisme Baru Penyaluran Tunjangan Profesi Guru ASN Daerah
“Di bawah kepemimpinan baru Bupati dan Wakil Bupati, pembangunan harus dilakukan dengan kesungguhan, memastikan keadilan, kemakmuran, dan kemajuan yang berkelanjutan bagi seluruh warga Cianjur,” katanya dalam keterangan tertulisnya.
Kang Lepi menyoroti dua aspek penting, yaitu Fokus RPJMD perlu diorientasikan pada dimensi pembangunan ekonomi dan dimensi kesejahteraan sosial. Dalam dimensi pembangunan ekonomi, dirinya menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas, efisiensi, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Saat ini, struktur ekonomi Kabupaten Cianjur masih didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan yang memberikan kontribusi sebesar 32,3 persen. Sementara itu, sektor industri pengolahan hanya menyumbang 7,9 persen, dan sektor pariwisata serta akomodasi sebesar 5,3 persen.
Selain pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan juga menjadi isu yang harus mendapat perhatian serius. Pendapatan per kapita masyarakat Cianjur saat ini masih berada di angka Rp22,8 juta, jauh tertinggal dibandingkan dengan rata-rata Jawa Barat sebesar Rp49 juta dan rata-rata nasional sebesar Rp79 juta.
Kang Lepi juga menyoroti menyampaikan tantangan lainnya kedepan terletak pada daya tarik investasi di Kabupaten Cianjur. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa Jawa Barat berhasil menarik investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) sebesar Rp251 triliun, namun Kabupaten Cianjur hanya memperoleh Rp0,5 triliun.
“Ini menunjukkan bahwa perlu ada strategi yang lebih agresif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan kepastian hukum, serta mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang agar Cianjur dapat bersaing dengan daerah lain dalam menarik investor,” paparnya.
Selain ekonomi, dimensi kesejahteraan sosial juga menjadi perhatian utama dalam RPJMD. Kang Lepi menyoroti bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Cianjur masih menghadapi tantangan besar. Rata-rata lama sekolah (RLS) masyarakat Cianjur masih 7,22 tahun, jauh dari harapan lama sekolah yang idealnya mencapai 12,3 tahun.