110 Calon Fasilitator BRUS Ikuti Pelatihan di Jakarta

kemenag
110 Calon Fasilitator BRUS (www.kemenag.go.id)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJURJABAREKSPRES.COM- Sebanyak 110 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mendapatkan kesempatan dari Kementerian Agama untuk menjadi fasilitator dalam program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Mereka mengikuti pelatihan teknis atau Bimbingan Teknis (Bimtek) di Jakarta selama empat hari, dari 25 hingga 28 Februari 2025.

Kegiatan ini bertujuan membekali para calon fasilitator dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam mendampingi remaja memahami perkembangan diri mereka serta menginternalisasi nilai-nilai keagamaan.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Cecep Khairul Anwar, menjelaskan bahwa program BRUS dirancang untuk membekali remaja dengan keterampilan hidup (life skills), seperti mengelola emosi, melindungi diri, mengambil keputusan, serta membangun hubungan sosial yang sehat. Hingga akhir 2024, program ini telah memberikan bimbingan kepada 211.265 remaja, terdiri dari 136.825 peserta pada 2023 dan 74.440 peserta pada 2024.

Baca Juga:Pengertian Puasa dan Dalilnya Menurut Al-QuranSidang Isbat 1 Ramadan 1446 Hijriyah Akan Dimulai pada Jumat 28 Februari 2025

“Dalam Bimtek ini, fasilitator akan dilatih untuk membantu remaja mengembangkan konsep diri yang positif serta membimbing mereka dengan ajaran agama yang sesuai dengan perkembangan usia mereka,” ujar Cecep dalam sesi pelatihan di Jakarta pada Selasa (25/2/2025).

Ia menekankan bahwa remaja adalah calon pemimpin bangsa, sehingga penting bagi mereka untuk mendapatkan pembinaan sejak dini agar tumbuh menjadi individu yang berkarakter dan bertanggung jawab.

Upaya Mencegah Masalah Sosial Remaja

Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto, menambahkan bahwa Bimtek Fasilitator BRUS merupakan bagian dari program Pusaka Sakinah, yang berfokus pada pencegahan berbagai permasalahan sosial remaja, seperti pernikahan dini, seks bebas, perjudian online, perundungan, dan penyalahgunaan narkoba.

“Kami tidak hanya ingin mencetak fasilitator yang kompeten dalam menyampaikan materi, tetapi juga mampu membentuk generasi remaja yang Qur’ani, berpegang teguh pada ajaran agama, serta siap menghadapi tantangan hidup dengan akhlak yang baik,” jelas Zudi.

Sebagai bagian dari dukungan terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo dalam pengembangan sumber daya manusia dan kesetaraan gender, Kementerian Agama mengadopsi metode peer educator, yakni sistem pembelajaran di mana remaja saling berbagi pengetahuan dengan teman sebaya mereka.

Dengan adanya pelatihan ini, Kementerian Agama semakin memperkuat komitmennya dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan. Program BRUS diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 serta mengoptimalkan bonus demografi yang dimiliki bangsa.

0 Komentar