CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Kelas I Bandung mencatat ada 3.268.683 kejadian petir di Jawa Barat dan sekitarnya selama periode November 2024.
Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu pada Minggu, 1 Desember 2024.
“Pada pekan ke-3 November 2024 merupakan aktivitas tertinggi sambaran petir tipe cloud-to-ground bermuatan negatif (CG-) sebanyak 979.820 kejadian,” kata Rahayu.
Baca Juga:Pohon Tumbang di Jalan Raya Puncak-Cianjur Diduga Akibat Angin KencangDugaan Perusakan Segel Kotak Suara di Warungkondang, Ini Jawaban Ketua PPK
Sedangkan aktivitas petir CG+ tertinggi terjadi pada periode yang sama dan tercatat sebanyak 367.920 kejadian.
Rahayu mengungkapkan, kejadian petir tertinggi terjadi pada pekan ke-3 November 2024 sebanyak 1.347.740 kejadian dan kejadian paling sedikit terjadi pada pekan pertama sebanyak 296.781 kejadian.
“Berdasarkan data yang diperoleh, wilayah dengan jumlah petir tertinggi adalah Kabupaten Sumedang,” ungkapnya.
Rahayu mengungkap, alat yang digunakan untuk memonitoring aktivitas petir disebut pendeteksi petir atau lightning detector (LD).
“Cara kerjanya, sensor menangkap frekuensi petir saat terjadi lompatan petir pada lapisan atmosphere, baik lompatan petir dengan jenis CG atau inter-cloud (IC). Yang kemudian dicatat koordinat serta jenis sambarannya,” jelas Rahayu pada Cianjur Ekspres.
Kemudian, lanjutnya, data sambaran yang terekam oleh sensor LD dimasukkan ke dalam aplikasi pengolahan yang digunakan untuk memploting lokasi kejadian sambaran dan jenis sambarannya.
Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat Jawa Barat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.