“Dahulu, ketika masih di SD, saya dan kebanyakan teman-teman sebaya ketika ditanya apa cita-citanya saat kelak dewasa nanti, maka sebagian besar jawabannya adalah menjadi dokter, insinyur, pilot, tentara, polisi atau guru. Pada saat itu tidak terbayang cita-cita menjadi seniman, pemain sepakbola apalagi menjadi youtuber atau vlogger,” tambah Konsul RI.
“Oleh karena itu saya mengapresiasi peran para guru-guru CLC dan orang tua dalam membimbing para pelajar/anaknya untuk menumbuh kembangkan bakatnya masing-masing. Bisa saja seorang pelajar tidak terlalu tertarik dengan pelajaran matematika, tapi ternyata memiliki bakat luar biasa dalam menggambar, bermain musik atau bermain sepakbola. Padahal bakat-bakat tersebut jika diasah dengan baik sejak anak-anak maka bakat yang dimiliki akan menjadi berlian yang bermanfaat bagi masa depan sang anak,” tegas Konsul RI.
Dalam upaya memotivasi dan membuka pemikiran para guru CLC dan para orang pelajar dalam membina anak-anak, Konsul RI Tawau kemudian memberikan contoh terkini dengan merujuk pada pertandingan sepakbola penyisihan Piala Dunia 2026 Group C zona Asia antara timnas sepakbola Jepang melawan Indonesia pada 15 November 2024, dimana Samurai Biru (julukan bagi timnas Jepang) jauh lebih unggul dan menang telak 4-0 atas Indonesia.
Baca Juga:Resmi, DPD BPPKB Jawa Barat Dukung Pasangan ASIH di Pilgub JabarPasangan ASIH Pastikan Siap Hadapi Debat Kedua Pilgub Jabar 2024
“Keunggulan atau keberhasilan timnas Jepang atas Indonesia tidak mengagetkan. Karena kemampuan mereka sudah kelas dunia, terbukti dari keikutsertaannya dalam di setiap Piala Dunia sejak 2002. Namun keberhasilan tersebut tidak terjadi dengan tiba-tiba. Keberhasilan dicapai melalui proses pembinaan yang panjang sejak anak-anak. Mereka menyusun kurikulum sepakbola yang terpadu dan berjenjang mulai dari Pusat hingga daerah dengan melibatkan semua pihak terkait termasuk peran serta orang tua,” ujar Konsul RI.
“Bahkan untuk mensosialisasikan tentang sepakbola, mereka pun membuat komik sepakbola Kapten Tsubasa Ozora yang menggambarkan upaya seorang anak menjadi pemain sepakbola profesional dunia yang menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Komik ini dibuat antara lain untuk menginspirasi anak-anak di Jepang untuk menjadi pemain sepakbola. Bahwa profesi sebagai pemain sepakbola tidak kalah bagusnya dengan profesi lainnya,” Konsul RI menambahkan.