Awali Debat Kedua Pilkada 2024, Deden Nasihin-Efa Sampaikan Sejumlah Permasalahan dan Tantangan di Cianjur

Deden Nasihin-Efa
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Nomor urut 3, Deden Nasihin-Neneng Efa Fatimah.(tangkapan layar YouTube KPU Cianjur)
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur nomor urut 3, Deden Nasihin-Neneng Efa Fatimah (Deden Nasihin-Efa), menyampaikan sejumlah permasalahan dan tantangan yang masih terjadi di Kabupaten Cianjur mengawali Debat Kedua Pilkada Cianjur 2024, Jumat 8 November 2024.

Calon Bupati Cianjur, Deden Nasihin, menjelaskan, Kabupaten Cianjur dengan luas wilayah 361.435 hektare yang terbagi dalam 32 kecamatan serta 360 desa dan kelurahan di setiap sudutnya terdapat mimpi-mimpi masyarakat yang menginginkan kehidupan lebih baik.

“Kita tidak boleh menemukan lagi seorang anak yang tidak bisa meneruskan sekolah karena faktor kesulitan ekonomi, seorang pemuda yang tidak bekerja karena sulitnya lapangan pekerjaan, dan seorang ibu yang anaknya sakit lalu kesulitan untuk berobat karena akses pelayanan kesehatan yang tidak merata,” katanya dilansir Cianjur Ekspres dalam siaran langsung yang ditayangkan TVRI Jawa Barat.

Baca Juga:Awali Debat Kedua Pilkada Cianjur 2024, Wahyu-Ramzi Paparkan Sejumlah Program UnggulanDebat Kedua Pilkada Cianjur 2024, Herman-Ibang Komitmen Membangun Kemandirian Ekonomi Melalui Ketahanan Pangan

Deden pun mengatakan, tantangan tersebut tidak hanya mencakup aspek sosial, ekonomi dan kesehatan, tetapi juga menyentuh ranah infrastruktur lingkungan dan tata kelola pemerintahan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya, di bidang sosial ekonomi, masih banyak warga yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, rendahnya kesempatan kerja dan kesenjangan ekonomi. Sedangkan di ranah infrastruktur, keterbatasan jalan penghubung antar kecamatan dan desa membuat banyak wilayah masih terisolasi, menghambat arus barang jasa dan manusia serta mempersulit masyarakat mengakses layanan dasar.

“Di bidang tata kelola pemerintahan, kita masih menghadapi masalah efektivitas layanan publik dan upaya membangun aparatur yang profesional, akuntabel serta bertanggungjawab,” paparnya.

“Indeks pembangunan manusia atau IPM Kabupaten Cianjur yang berada pada posisi terendah di Jawa Barat, adalah bukti bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan,” sambung Deden Nasihin.

Diungkapkannya, IPM Kabupaten Cianjur saat ini berada di angka 68,18 persen jauh di bawah rata-rata Jawa Barat dan bahkan tertinggal dibandingkan kabupaten lainnya.

“Semua ini adalah kenyataan yang harus kita ubah dengan tekad dan komitmen yang nyata. Pemerintah di dalam menjalankan kebijakannya, tentu harus menjalankan kebijakan yang maslahat untuk ummat, tidak lagi kebijakan atas dasar selera pemimpin, tetapi juga atas dasar masukan dan kajian yang dilakukan, berfikir analytic dan konstruktif,” tegas Deden Nasihin.

0 Komentar