CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Akademisi sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Fahmi Iss Wahyudi angkat bicara soal hal apa saja yang harus disiapkan pasangan calon (paslon) dalam debat kedua di Pilkada Serentak 2024 Cianjur pada Jumat, 8 November 2024.
Diketahui, debat kedua dalam Pilkada Serentak 2024 kali ini KPU Kabupaten Cianjur menggangkat tema “Memperkokoh Nasionalisme dan Pengembangan Potensi Daerah” yang akan dirincikan menjadi beberapa subtema yang lebih detail.
“Pelaksaan debat kedua harusnya lebih menarik. Pertama karena dilangsungkan di Cianjur, tidak seperti yang pertama. Lalu persiapan pelaksanaan debat kedua nampaknya lebih matang dengan tema yang belum diekplorasi. Maka paslon harusnya lebih siap dalam hal pendalaman materi tema dan subtema debat,” ungkap Fahmi saat dihubungi Cianjur Ekspres pada Kamis, 7 November 2024.
Baca Juga:Batu Raksasa Longsor ke Jalan, Jalur Penghubung Naringgul-Ciwidey TerputusGeger Tersebarnya Daftar Janda di Cianjur, PA: Itu Hoaks
Dalam tema yang ditetapkan oleh KPU, ada 6 koridor diantaranya memajukan daerah, menyejahterakan masyarakat, mengembangkan potensi daerah,dan lainnya. Koridor-koridor itu memiliki korelasi antara satu dan yang lainnya.
“Seperti memajukan daerah dengan menyejahterakan masyarakat itu sangat berkaitan. Dari tema besar itu sebetulnya yang perlu bereksplorasi adalah paslon. Ingin seperti apa mereka dipersepsikan oleh publik atau sisi mana yang ingin mereka dalami,” ungkapnya.
Dia juga menilai, pada debat pertama pada Jumat, 25 Oktober 2024 di Bandung, para paslon kurang dan lemah dalam menyajikan data-data. Hal itu perlu menjadi evaluasi bagi Paslon.
“Dalam debat, normalnya yang banyak menyediakan dan menekankan data itu seharusnya petahana. Karena dia berada di ruang komando pemerintahan dan langsung bersentuhan dengan regulasi dan kebijakan Pemkab Cianjur,” ungkapnya.
Dalam debat pun paslon perlu menyampaikan apapun yang menurut mereka akan efektif untuk menjaring simpati publik. Namun, harus tetap dengan program yang realistis dan terukur, tak lupa sesuai dengan fiskal daerah.
“Debat itu bukan hanya pamer kapasitas intelektual. Hal yang disampaikan harus realistis, akurat, bisa implementasika, dan faktor-faktor lainnya, karena masyarakat akan menilai. Kalau di satu paslon di Cianjur ingin membuat berbagai program kerja tapi kalau kapastas fiskalnya terbatas, maka itu akan menjadi evaluasi publik,” ungkap Fahmi.