Terpisah, Wakil Ketua Tim Sukses Koalisi Cianjur Era Baru, M Toha mengatakan jika siapa saja boleh untuk memberikan dukungannya pada tiap paslon.
“Memang Wahyu-Ramzi ini diusung oleh lima partai yakni Partai NasDem, Gerinda, Ummat, Buruh, dan PSI. Tapi untuk dukungan dari pemilih, kita tidak melihat partai. Itu hak masyarakat,” kata Toha saat ditemui.
Di sisi lain, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Cianjur, Lilis Boy mengecam keras tindakan ‘pembelotan’ dan mengancam akan mengirimkan surat somasi pada Hadi dan orang-orang yang terlibat.
Baca Juga:Jadi Lahan Parkir Dadakan, Warga Perumahan Relokasi GBK Dapat 'Berkah' dari Tiap Acara di KPU CianjurHerman Tak Target Nomor Urut, Ibang Ingin Nomor 2, Bagaimana Paslon Lain?
Tak hanya itu, Lilis juga menegaskan jika semua orang yang datang dan memberikan dukungan pada kompetitor dalam Pilkada 2024 adalah mantan kader.
Namun, pihaknya belum bisa ‘menyita’ seragam karena tidak pernah terpikirkan jika mantan sekretaris DPC partai berani melakukan hal itu.
“Kita akan somasi. Mereka semua sudah bukan kader, Hadi itu sudah lama diberhentikan dari jabatan sekretaris oleh DPP karena tidak fatsun dengan perintah partai,” kata Lilis saat ditemui Cianjur Ekspres di Cafe Elmera, Jalan KH Abdullan bin Nuh, Kecamatan Cianjur.
Dia menilai, Hadi dan rombongannya ingin memecah belah partai Bintang Mercy. Padahal, Partai Demokrat sendiri telah memberikan rekomendasi dan B.1 dukungan pada paslon nomor urut 1, Herman-M Solih.
“Kita masih solid, yang pecah belah itu mantan-mantan kader. Seperti fenomena mantan-mantan ASN,” ungkapnya.
Pihaknya juga sudah melaporkan ‘pembelotan’ tersebut pada DPD dan DPP Partai Demokrat. Nantinya, dewan kehormatan akan memanggil yang bersangkutan.
“Nantinya semua atribut milik partai akan kami minta untuk dikembalikan,” ungkapnya.