CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Aliansi Masyarakat untuk Penegakkan Hukum (Ampuh) Cianjur, mencatat masih ada sekitar 60 sampai 70 warga korban gempa bumi yang masih bertahan di tenda dan hunian sementara (huntara). Mereka tersebar hampir di 30 desa dari empat kecamatan di Cianjur.
“Itu tersebar, mulai dari Desa Cibulakan, kemudian Desa Talaga, Desa Benjot, Desa Gasol, Desa Sukamulya, Desa Ciputri, Desa Cijedil, Desa Sukamanah dan desa lainnya. Tersebar di hampir empat kecamatan dan hampir di 30 desa,” ungkap Ketua Presidium Ampuh Cianjur, Yana Nurzaman kepada Cianjur Ekspres, Selasa 10 September 2024.
Dirinya menegaskan, penanganan pasca bencana tidak akan selesai pada saat setelah terjadinya finishing atau penyelesaian pencairan bantuan stimulan tahap keempat. Pasalnya, masih banyak menyisakan permasalahan-permasalahan yang dianggap krusial.
Baca Juga:PON XXI/2024 Aceh-Sumut, Pekik Jabar Hattrick Menggelegar di Bendungan Keuliling  Bey Machmudin Jenguk Atlet Terjun Payung Yazella Agustin, Mengalami Kecelakaan saat LatihanÂ
“Yang mana permasalahan itu masih adanya warga korban gempa yang masih hidup di tenda dan huntara, tetapi ternyata mereka tidak mendapatkan bantuan stimulan,” kata Yana.
Seharusnya, tegas Yana, hal ini menjadi perhatian bagi Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk menyiapkan solusi dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang memang masih tersisa.
“Dan saya yakinkan di sini bahwa hal ini terjadi bukan akibat adanya pengajuan ganda. Tetapi lebih kepada permasalahan tersandingnya nomor NIK dan KK para warga terdampak,” katanya.
Sehingga, lanjut Yana, pada tahap ke empat penentuan kesimpulan penerima bantuan, mereka tiba-tiba dicoret begitu saja.
“Karena proses mekanisme pencoretan pada saat itu oleh tim Satgas tidak melalui mekanisme validasi ke lapangan, hanya akibat dari tersandingnya nomor NIK ataupun KK para warga terdampak gempa,” ucapnya.
“Warga yang dalam kondisi seperti inilah yang kemudian sampai saat ini masih kami dampingi. Segala kebutuhannya masih terus kami bantu, baik bantuan-bantuan dalam bentuk logistik kebutuhan sehari-hari ataupun terpal,” sambung Yana.
Yana mengatakan, suplayi terpal tergantung dari permintaan ataupun permohonan yang masuk ke desk program pendampingan yang dilakukan Ampuh.
Baca Juga:Shin Tae-yong Sebut Laga Melawan Australia Tak Mudah Rumah Sakit Edelweiss Cianjur, Miliki Konsep Seperti Mall dengan Tarif Terjangkau
“Sekarang tidak ada rutinitas, tetapi tergantung kepada permohonan yang kemudian masuk ke desk pengaduan Ampuh,” tuturnya.
Yana menuturkan, Ampuh masih melakukan pendampingan karena ternyata mayoritas warga terdampak gempa yang masih di tenda dan huntara berada di kelompok usia rentan atau sudah lanjut usia serta sakit-sakitan.