CIANJUR, cianjur.jabarekspres.com – Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (KL) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Wangwang Kuswaya mengatakan, setidaknya ada 23 desa dari 13 kecamatan di Cianjur yang terdampak bencana kekeringan saat kemarau 2024.
Hal itu terlihat dari daftar usulan pembuatan sumur bor per 4 September 2024 dalam rangka penanganan dampak bencana kekeringan di Kabupaten Cianjur.
“23 desa dari 13 kecamatan tersebut adalah yang menyurat pada BPBD untuk meminta dibuatkan sumur bor. Ini penanganan jangka panjang di daerah yang kerap alami krisis air,” kata Wangwang, Rabu 4 September 2024.
Baca Juga:BPBD Cianjur Prediksi Musim Kemarau Segera BerakhirPascapemeriksaan Kesehatan, KPU Cianjur Fokus Verifikasi Administrasi Bapaslon
Dia mengatakan, dari total jumlah desa tersebut, terdapat 7.009 KK yang terdampak bencana kekeringan. Dengan jumlah jiwa hingga 21.707 jiwa.
Usulan tersebut nantinya diteruskan pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Cianjur.
“Karena yang berwenang untuk pembuatan sumur bor ada di Perkim,” ungkapnya.
Sementara Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sukmana Wijaya menyebutkan, untuk penanganan sementara, pihak desa bisa bersurat pada Bupati Cianjur atau ke BPBD untuk penyaluran air bersih. Nantinya, surat permintaan air bersih itu akan diteruskan ke perusahaan daerah air minum (PDAM), Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perkim.
“Karena BPBD tidak memiliki truk tangki untuk air bersih,” kata dia.
Sementara, Sekretaris Dinas Perkim Kabupaten Cianjur, Hendri Prasetyadi mengatakan, setelah menerima usulan dari BPBD, pihaknya akan melakukan beberapa tahap hingga akhirnya bisa merealisasikan sumur bor.
“Pertama kita akan sesuaikan dengan musyawarah rencana pembangunan (musrembang). Lalu membuatkan skala prioritas bagi desa yang dinilai lebih darurat, dan terakhir menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran,” jelas Hendri.
Baca Juga:KDM: Jalan Rusak di Daerah yang Tak Mampu Diperbaiki Kita Ambil AlihOknum PNS di Cianjur Diduga Jadi Penadah Mobil Bodong, Kasat Reskrim: Dalam Tahap Penyidikan
Pasalnya, untuk membuat sumur bor pelu anggaran yang tidak sedikit. Satu sumur bisa mencapai Rp50 juta hingga Rp200 juta per titik.
“Tergantung kondisi lapangan. Bisa sampai Rp50 juta hingga Rp200 juta,” tandasnya.