cianjur.jabarekspres.com – Miris, para siswa dan guru di SDN Pasirmuncang, Kecamatan Cugenang melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar tanpa bangku, bahkan hanya satu jelas yang miliki bangku. Pembelajaran dilakukan dengan duduk di lantai beralaskan tikar serta dikeluhkan oleh guru sering nyeri sendi.
Kepala SDN Pasirmuncang, Henhen Rohaela, mengatakan, untuk bangunan sudah terbaik, namun ada kelemahannya mengenai mebeler dan alat-alat yang lainnya seperti buku yang masih kekurangan.
“Meskipun ini memaksakan dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah, red), buku baru sebagian yang bisa dipersiapkan. Jadi kekurangannya mengenai sarana dan prasarana dalam pembelajaran masih kurang. Dimohonkan ini untuk saya sebagai mewakili sekolah, diharapkan ada bantuan yang lain,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Sabtu (27/7/2024).
Baca Juga:Dukung pemberdayaan masyarakat, Program PLN Peduli kembangkan Desa Wisata Cibuntu494 KK di Resettlement Proyek PLTA Upper Cisokan Nikmati Air Bersih Berkat Program PLN Peduli
Dia mengungkapkan, saat ini aktifitas kegiatan belajar mengajar dilakukan secara lesehan. Namun para siswa sudah terbiasa, sebab sebelumnya hampir setahun lebih para siswa belajar di tenda akibat bangunan sekolah yang terdampak gempa.
“Belajar secara lesehan dari Desember 2023, tapi satu tahun lebih di tenda. Itupun di tenda sudah beberapa kali bahkan 9 kali ganti tenda karena kondisinya hujan angin, dan ada hewan yang merusak tenda,” katanya.
“Jadi sebisa-bisa kami meskipun di tenda kemarin satu tahun lebih kami paksakan untuk nyaman. Alhamdulillah belajar dari kejadian gempa itu sudah mengadakan tatap muka meskipun dalam keadaan hanya menghibur saja. Alhamdulillah kondisi guru semua hampir 100 persen terkena dampak, tapi masih bisa menghibur anak,” sambungnya.
Dia mengungkapkan, saat ini baru satu kelas yang memiliki bangku bantuan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur. Dia menyebut, sekolah tersebut memiliki sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 282 siswa.
“Sekarang baru satu kelas ada bantuan dari dinas terkait bangku. Tapi harusnya ini delapan kelas, karena ada dua kelas rombelnya dua, tapi kami di sini meskipun delapan kelas, tapi di pagi dan sore saja,” ungkapnya.
“Dari jauh-jauh hari kamu sudah mengajukan bangku ke dinas, malah kemarin tiga bulan kebelakang kami sudah kembali mengajukan, namun belum ada realisasinya. Dan Alhamdulillah baru satu kelas yang datang,” tambahnya.