CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Video Macan Tutul yang diunggah akun Instagram resmi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) pada Sabtu, 25 Mei 2024 lalu ternyata merupakan video lama yang direkam pada Agustus 2014 silam. Kepala BBTNGGP Sapto Aji Probowo pun mengakui hal tersebut dan meminta maaf.
“Saya mewakili TNGGP meminta maaf karena video yang diunggah oleh tim media sosial memang adalah video 10 tahun lalu. Saya tidak mengkroscek ulang video yang diunggah oleh anggota kami,” ujar Sapto saat ditemui pada Kamis, 30 Mei 2024 siang.
Kata dia, pihaknya tak berniat untuk menyebarkan hoax di media sosial. Namun timnya hanya ingin menunjukan pada publik jika Macan Tutul dan Macan Kumbang masih ada di area koservasi Gunung Gede-Pangrango.
Baca Juga:Lima Parpol Deklarasi Usung Herman-Ibang di Pilkada Cianjur 2024Terima KTA, Haji Ibang Resmi Jadi Kader Partai Amanat Nasional
“Hanya saja video yang digunakan teman-teman merupakan video lama dengan alasan enak dipandang (eye catching) dan belum pernah dipublikasikan. Meskipun ada yang diunggah di platform streaming seperti Youtube, itu dilakukan perorangan dan sebenarnya tidak diperbolehkan,” jelas Sapto.
Kata dia, sebetulnya TNGGP memiliki video terbaru dengan rentang 2022 hingga 2024 yang menunjukan keberadaan Macan Tutul. Terbaru, seekor Macan Kumbang direkam oleh salah seorang kelompok tani hutan (KTH) yang sedang memonitoring area Gunung Gede-Pangrango.
“Video yang paling baru, Macan Kumbang terekam kamera salah seorang petugas kita pada 15 April 2024. Jarak dari petugas dengan hewan langka itu pun hanya beberapa meter saja,” kata dia.
Untuk meluruskan permasalah tersebut, lanjut Sapto, pihaknya akan membuat klarifikasi resmi di akun Instagram-nya dan akan mengunggah video terbaru tersebut untuk meyakinkan publik maya jika memang Macan Tutul masih eksis di TNGGP.
“Selain itu, hal ini pun menjadi evaluasi bagi kami untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya dalam memberikan informasi dan edukasi melalui medsos,” kata dia.
Namun pihaknya memastikan, jika Macan Tutul dan Macan kumbang yang diunggah di medsos tersebut masih hidup. Pasalnya, dari 2014 hingga saat ini belum ada ditemukan bangkai satwa langka tersebut.
Diketahui, TNGGP memiliki kurang lebih 60 kamera trap yang disebar untuk memonitoring seluruh satwa liar yang hidup di TNGGP. Tiap patroli, data kamera diambil untuk melacak keberadaan hewan liar guna pendataan.