Menteri ATR/BPN Kunjungi Cianjur, Bupati Cianjur Pastikan Dana Gempa Akan Cair Dua Pekan Lagi

Herman AHY
Bupati Cianjur Herman Suherman saat bertemu Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Rikzan RA/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Bupati Cianjur Herman Suherman menjanjikan dana bantuan stimulan pembangunan rumah akibat gempa tahap ke empat akan cair dalam dua pekan kedepan.

Hal itu pun disampaikan Herman pada warga di hadapan Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kampung Cikadu 2, RT 04/RW 04 Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Minggu (21/4).

“Kita upayakan dua pekan lagi bantuan tahap empat untuk kurang lebih 60 ribu KK cair dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bukan hanya warga terdampak saja yang menunggu, saya pribadi juga sangat menunggu untuk itu. Pencairan itu menjadi PR terbesar buat saya,” ungkapnya saat dikonfirmasi pada Senin (22/4).

Baca Juga:Bey Machmudin Kawal Pengiriman 16 Ton RDF ke Pabrik SemenSekda Jabar: Penyusunan RPJPD 2025 – 2045 jadi Pertaruhan Jabar

Oleh sebab itu, dirinya pun mengaku tak ingin terlalu fokus dengan urusan politik dan fokus dalam tugasnya sebagai bupati. “Urusan penanganan korban gempa juga masih menjadi fokus. belum lagi masalah lain seperti kesehatan dan pendidikan di Cianjur. Sehingga saya tidak terlalu urusi masalah politik,” kata dia.

Terpisah, Eli (48) warga Kampung Cikadu 2, RT 04/RW 04 Desa Gasol, Kecamatan Cugenang yang masih menghuni tenda hunian sementara (huntara) pun berharap Herman bisa menepati janjinya. Dia pun mengaku masuk dalam daftar penerima dana gempa tahap empat dengan kategori berat.

“KK-nya atas nama suami saya, Muhammad Deni. Kalau bantuan logistik waktu itu rutin kita terima, tinggal bantuan dana pembangunan rumah yang belum. Ya mudah-mudahan bupati bisa menetapi janji dan tidak ingkar,” kata Eli saat ditemui Cianjur Ekspres.

Dari pantauan Cianjur Ekspres, huntara yang ditinggali Eli dan enam anggota keluarganya berukuran kurang lebih 5×7 meter dengan dua kamar. Berdiri di atas puing-puing bekas rumahnya dahulu.

Eli juga kini mengurus cucunya yang alami disabilitas, Devan (4) sehingga sehari-harinya dihabiskan di huntara. Sementara suaminya berjualan sayur keliling.

“Kalau cuaca panas kami kepanasan, kalau hujan ya dingin. Apalagi kalau ada angin kencang, Devan cucu saya sampai trauma,” ungkapnya.

Kata dia, di Kampung masih ada kurang lebih tujuh rumah lagi yang belum dibangun sama sekali.

0 Komentar