CIANJUR.JABAREKSPRES.COM,CIANJUR -Seorang ahli informasi dan teknologi (IT) asal Jakarta A (41) ditangkap Polres Cianjur di Karawaci, Kota Tangerang karena diduga menjadi dalang pembuat dan penjual jalan pintas (shortcut) untuk mengunduh aplikasi judi online pada Rabu, 17 April 2024 lalu.
“Tersangka ditangkap dari hasil penyelidikan Tim Patroli Cyber Polres Cianjur. Karena bentuk kejahatan penjualan shortcut judi onine ini borderless, makanya kami bisa menangkap pelaku di Karawaci,” ungkap Kasat Reskrim Polres Cianjur, Jumat 19 April 2024 lalu.
Selain membuat shortcut aplikasi judi online, polisi menduga A juga menjadi peretas (hacker). Tersangka dibayar mahal untuk meretas laman milik pemerintahan salah satunya laman Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Baca Juga:Lantik Tiga Penjabat Kepala Daerah, Bey Machmudin Ingatkan Komitmen Melayani MasyarakatBey Machmudin: SDM Berkualitas Kunci Utama Dorong Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
“Selain dia memperjual belikan shortcut judi online, tersangka juga bisa meretas situs-situs milik pemerintahan. Kita sudah mengidentifikasi kalau tersangka meretas data-data pelayaran milik Kementerian Perhubungan,” ungkap Tono.
Kata Tono, A mendapat upah Rp200 juta dalam sebulan untuk melakukan peretasan terhadap situs milik pemerintah. Tersangka pun dianggap berbahaya bagi negara karena keahliannya dalam meretas. Pasalnya, alat yang digunakan A cukup hanya sebuah laptop dan smartphone, yang kini diamankan sebagai barang bukti.
“Kalau dari hasil judi online dia mendapat keuntungan mulai dari Rp20 juta. Kalau permintaan soal meretas situs pemerintahan, dia akan di bayar sebulannya Rp200 juta. Untungnya masih dalam proses screening atau verifikasi skill dan kita tangkap duluan,” ungkapnya.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan fakta jika A belajar meretas secara otodidak. “Dia mengincar data-data penting dari situs pemerintah seperti sertifikat. Kemungkinan akan dimanipulasi datanya dan dijual kembali,” katanya.
Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan, A menjual shortcut link judi online tersebut di beberapa market place sehingga transaksi dilakukan secara daring. Satu shortcut link judol awalnya dibanderol dengan harga Rp 150 ribu.
“Setelah mendapatkan link-nya, pembeli akan diarahkan melalui e-mail untuk mengunduh aplikasi judol (judi online) tanpa harus menggunakan virtual privat network (VPN) dan tanpa terblokir,” kata dia.
Tersangka pun disebut telah meraup untung hingga ratusan juta dari hasil penjualan shortcut link aplikasi judi online.