Melek Bencana di Negara dengan Wilayah Rawan Gempa Bumi, BMKG Catat 10.789 Kejadian Gempa Selama 2023

Gempa Magnitudo 4.0 Cianjur akibat Aktivitas Sesar Cugenang. (ilustrasi)
Ilustrasi Gempa Bumi. (pixabay)
0 Komentar

BMKG juga melakukan kegiatan penguatan kapasitas Mitra BMKG dan masyarakat di daerah rawan bencana gempa bumi tsunami melalui program Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) untuk stakeholder/masyarakat dan BMKG Goes to School (BGTS) untuk siswa sekolah.

Hingga saat ini, capaian kegiatan edukasi mitigasi SLG sudah melibatkan sebanyak 37.293 peserta dari 26 lokasi dan kegiatan BGTS mencapai sebanyak 39.157 peserta siswa sekolah di 35 Unit Pelaksana Teknis BMKG di daerah.

Hingga tahun 2023, BMKG juga telah berhasil memfasilitasi sembilan Komunitas Masyarakat Siaga Tsunami di delapan kabupaten untuk mendapatkan Pengakuan Internasional dari UNESCO sebagai Tsunami Ready Community.

Baca Juga:Jelang Malam Tahun Baru 2024, Herman: Jangan Nyalakan Petasan dan Tetap Lakukan ProkesTimnas AMIN: Desak Anies Jadi Terobosan Baru Demokrasi di Indonesia

Di samping itu, BMKG juga telah berhasil memfasilitasi 10 Komunitas Masyarakat Siaga Tsunami di empat kabupaten/kota untuk mendapatkan pengakuan Masyarakat Siaga Tsunami Level Nasional. Pengakuan di Level internasional akan dilanjutkan di tahun 2024.

Sebagai bentuk dukungan penguatan kapasitas kesiapsiagaan bencana di infrastruktur kritis nasional, BMKG memfasilitasi operator, dan pengelola melaksanakan kegiatan latihan dan simulasi operasional tanggap darurat gempabumi dan tsunami yang telah dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali, Kawasan Industri dan Pelabuhan Pelindo II Cilegon, Banten,  Bandar Udara Minangkabau, Sumatera Barat, dan Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk keperluan identifikasi bahaya landaan tsunami dan acuan tata ruang pantai yang aman berbasis risiko tsunami, BMKG memiliki kegiatan Survei Peta Bahaya Tsunami dengan tujuan memetakan wilayah rawan tsunami; mengakuisisi data elevasi untuk pemodelan tsunami.

Kemudian, memverifikasi hasil pemodelan tsunami berdasarkan hasil survei lapangan; meningkatkan koordinasi dengan Pemda dalam aktivitas mitigasi, gempabumi dan tsunami. Hingga 2023 BMKG telah berhasil menyusun sekitar 150 Peta Bahaya Tsunami di berbagai pesisir pantai rawan tsunami di Indonesia.

Struktur Bangunan

Selain literasi kebencanaan, penting juga untuk memerhatikan keamanan struktur bangunan, baik gedung maupun nongedung. Untuk mengantisipasi dan mitigasi bahaya gempa solusi utamanya adalah dengan mewujudkan bangunan tahan gempa.

Menurut Daryono, gempa tidak membunuh dan melukai tetapi bangunan dengan struktur lemah yang roboh karena guncangan gempa adalah penyebab jatuhnya korban jiwa.

0 Komentar