CIANJUR,CIANJUREKSPRES – Gempa 5,6 magnitudo sudah setahun berlalu, namun bangunan SD Negeri Citamiang, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur tak kunjung diperbaiki. Akibatnya, ratusan siswanya masih harus melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tenda-tenda darurat.
Guru SD Negeri Citamiang Neuis mengungkapkan kondisi tersebut membuat siswa kurang nyaman ketika harus belajar di bawah tenda yang terpapar panas matahari.
Terkadang, meskipun jam pelajaran belum berakhir, pihaknya harus membubarkan kelas karena kondisi panas di dalam tenda. “Jadi biasanya pulang jam 12.00 WIB, tapi baru jam 11.00 WIB harus membubarkan kelas karena kondisi dalam tenda hawanya panas. Anak-anak belajarnya jadi tidak nyaman,” ujar Neuis, Selasa (21/11).
Baca Juga:Bupati Cianjur Sebut Mitigasi Bencana akan Jadi Pembelajaran Khusus di SekolahSetahun Gempa Cianjur, Siswa dari Belasan Sekolah Ikuti Lomba Video Dokumenter
Sama halnya menjelang musim hujan. Beberapa waktu lalu, lanjut Neuis, terdapat siswa yang terluka karena tenda tempatnya belajar terbang tertiup angin saat hujan deras. Hal itu juga membuat guru-guru yang sedang mengajar, harus ekstra berhati-hati. “Kalau matahari terik, siswa kepanasan. Kalau hujan deras, khawatir hal tersebut terulang kembali,” kata dia.
Untuk fasilitas lain seperti meja, kursi, dan lainnya, pihaknya memanfaatkan apa yang bisa diselamatkan. Selain itu, dirinya mendapatkan informasi jika SD Negeri Citamiang baru akan diperbaiki pada 2024 mendatang.
“Makanya saat ini siswa masih harus belajar di tenda karena gedungnya diperbaiki tahun depan,” kata dia.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin membenarkan jika perbaikan SD Negeri Citamiang baru akan dikerjakan pada 2024 nanti. Alasannya karena ada keterbatasan anggaran di Kementerian PUPR.
Kata dia, SD Negeri Citamiang sendiri masuk dalam sekolah dengan kategori rusak berat.
“Jadi sesuai dengan ketersediaan anggaran di Kementerian PUPR, maka sekolah-sekolah rusak yang ada di Kecamatan Pacet, Sukaresmi, dan Cipanas baru akan diperbaiki di 2024. Setahun ini kementerian mengutamakan perbaikan sekolah di Kecamatan Cugenang, Warungkondang, dan Cianjur,” ujar Ruhli saat dihubungi Cianjur Ekspres, Selasa (21/11).
Sebelumnya, dia mengungkapkan ada kurang lebih 662 sekolah baik pada tingkat PAUD atau TK, SD, SMP, dan PKBM yang rusak.
Baca Juga:Wakili Jabar, 20 Siswa SMP Islam Al Azhar Cianjur Ikuti Jambore Pramuka di Brunei DarussalamMengenang 1 Tahun Pasca Gempa, Pemkab Cianjur Gelar Istighosah dan Tabligh Akbar
Dari data Disdikpora Kabupaten Cianjur, ada 210 fasilitas pendidikan yang masuk kategori rusak berat terdiri dari 50 TK, 125 SD, 22 SMP, dan 8 PKBM. Sedangkan yang masuk dalam kategori rusak sedang sejumlah 313 fasilitas pendidikan dengan rincian 171 TK, 92 SD, 28 SMP, dan 21 PKBM.