CIANJUR – Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Cepi Rahmat mengatakan, akibat adanya banjir yang landa Cianjur kota juga jelang musim penghujan maka diperlukan adanya evaluasi tata ruang wilayah pemukiman.
Menurutnya, jelang musim penghujan mendatang, selain normalisasi gorong-gorong, perlu juga ada peningkatan sistem drainase di wilayah pemukiman warga secara keseluruhan dan lebih detail teknisnya.
“Karena kalau dilihat dari banjir kemarin, bisa jadi karena pendangkalan gorong-gorong ditambah sampah. Meski memang sampah itu faktor utama banjir perlu juga ada peningkatan sistem drainase,” kata Cepi saat ditemui.
Baca Juga:Banjir Landa Cianjur Kota, Aktivis Lingkungan: Pemerintah TeledorPotensi Wisata Cianjur Giat Dipromosikan
Untuk bantuan terhadap rumah warga yang rusak kata dia, akan diberi dana bantuan melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Namun pihaknya masih melakukan kajian soal berapa besaran dana yang akan diberikan juga dinas mana yang akan menangani hal tersebut.
“Masih dikaji, bisa saja lewat Perkim, atau Dinsos,” kata dia.
Diketahui, banjir yang menimpa wilayah Cianjur kota yakni Kelurahan Sayang dan Solokpandan pada Sabtu (4/11) lalu ternyata membuat delapan rumah rusak, dan ratusan rumah terendam banjir.
“Yang saya dapatkan laporan ada delapan rumah rusak akibat banjir. Sedangkan ratusan rumah lainnya terendam, merusak barang-barang warga seperti kasur, peralatan dapur dan barang lain milik warga,” kata Bupati Cianjur Herman Suherman pada Senin (6/11).
Dirinya mengatakan, jika banjir tersebut terjadi bukan hanya karena curah hujan yang sangat tinggi juga tersumbatnya gorong-gorong oleh sampah, tetapi juga adanya pendangkalan dan penyempitan badan sungai yang mengalir melewati wilayah Cianjur kota.
“Sebetulnya sejak tiga minggu lalu Dinas PUTR sudah melakukan pembersihan saluran-saluran air di wilayah terdampak kemarin. Tapi karena intensitas hujannya sangat tinggi juga sampah kiriman dari wilayah lain, makanya membludag dan menyumbat gorong-gorong,” ujar Herman pada Senin (6/11).
“Tak hanya itu banyak juga sungai-sungai air yang ditutup di atasnya tanpa izin. Banyak juga warga yang membangun dapur diatas sungai yang sebabkan penyempitan. Sehingga banyak juga dapur-dapur warga yang hanyut,” imbuhnya.
Pihaknya pun berencana kembali lakukan sosialisasi untuk tak buang sampah sembarangan, juga menertibkan bangunan-bangunan yang ada di sempadan sungai. Khususnya sungai yang melintasi pemukiman warga. “Pada akhirnya, banjir ini disebabkan banyak faktor lingkungan,” kata dia.