CIANJUR EKSPRES – Presidium Aliansi Masyarakat untuk Penegakan Hukum (Ampuh) Cianjur Yana Nurzaman mengungkapkan, pihaknya menemukan dua rumah tahan gempa (RTG) yang rampung dibangun, namun kondisinya tak sesuai dengan spesifikasi RTG. Bahkan cenderung asal-asalan di Kampung Cibulakan, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Cianjur.
Pembangunan 190 Huntap Tahap III Korban Gempa Cianjur Memakan Waktu 90 Hari
Menurutnya, karena kondisi plafon atap berlubang, membuat hewan seperti burung dan kelelawar bisa keluar masuk rumah.
“Jelang sore burung-burung atau kelelawar bisa bebas masuk rumah, hampir setiap pintu kuncinya macet. Kondisinya sangat memprihatinkan. Apalagi salah satu keluarga pemilik RTG ini memiliki anak bayi yang baru berusia tiga bulan,” ujar Yana.
Baca Juga:Bupati Serahkan NIPD ke 980 Perangkat Desa dari 9 KecamatanKabulog Pastikan Beras Pemerintah Bebas Plastik
Menurutnya, fenomena RTG mangkrak dan yang dibangun secara asal layaknya puncak gunung es. Masih banyak lagi kasus serupa terjadi, namun belum terlaporkan.
Herman Kecewa Vendor RTG Mangkrak Tak Tepati Janji
Yana pun mendesak pemerintah untuk bertindak tegas dengan melibatkan aparat penegak hukum. “Karena sampai saat ini belum ada tindakan tegas pada vendor nakal. Harusnya sudah ada proses hukum, karena pembangunan menggunakan dana negara ini banyak dicuri vendor tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Dari data diketahui jika pemilik RTG tersebut adalah Mimin (60) dan Adawiah (59). Keduanya membangun RTG di Kamlung Cibulakan, RT01/RW04 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang.
PPP Tegaskan Demokrat Boleh Bergabung, Asal Komitmen Menangkan Ganjar 2024
“Kalau dari pengamatan kita, itu dibangun aplikator RUMBAKO oleh PT Selaras Kayu Abadi. Kita akan konfirmasi PT tersebut karena memang dari awal mereka yang membangun di sana,” ujar Arya.