CIANJUREKSPRES- Kronologi anak anggota DPR RI diduga aniaya kekasih hingga tewas kini menjadi sorotan publik. Tak hanya itu sosok sang ayah pun ikut terseret.
Seorang perempuan yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat, yang berinisial DSA (29), dinyatakan meninggal dunia akibat diduga mengalami kekerasan oleh kekasihnya yang merupakan anak anggota DPR RI.
Peristiwa tersebut terjadi di sebuah tempat karaoke di Surabaya, Jawa Timur, pada hari Selasa 3 Oktober 2023.
Baca Juga:Hore TikTok Shop ‘Boleh’ Buka Lagi, Asal Syaratnya Begini!Cara Pinjam Uang di DANA Paylater, Bisa Kredit Motor Honda!
Sebelumnya korban sempat dibawa ke National Hospital, namun sayang nyawa DSA tidak terselamatkan 30 menit sebelum sampai di Rumah Sakit.
Diketahui pelaku berinisial GRT (31 tahun) merupakan penduduk asli Kota Kefamenanu, Kabupaten Kota Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ayahnya diduga bernama Edward Tannur SH yang menjabat anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nusa Tenggara Timur II. Namun kabar tersebut perlu ditindaklanjuti lebih jelas.
Menurut kuasa hukum korban, Dimas Yemahura, GRT merupakan anak dari seorang anggota DPR RI yang mewakili Nusa Tenggara Timur.
Kronologi Anak Anggota DPR RI Aniaya Kekasih
Peristiwa penganiayaan dimulai ketika korban, GRT, dan rekan-rekannya pergi ke sebuah tempat karaoke pada malam Selasa 3 November 2023.
“Mbak DSA pada Selasa malam diajak oleh teman-temannya termasuk saudara GRT ke klub malam. Kemudian di dalam itu ada perselisihan antara saudara GRT ini dengan Mbak DSA,” imbuhnya.
Pertengkaran tersebut berujung tindakan penganiayaan yang terjadi di dalam ruangan studio karaoke. Kekerasan terus berlanjut di area tempat parkir mobil, bahkan mengakibatkan korban terjatuh dan tidak sadarkan diri di sana.
Baca Juga:Intip Desain New Honda BeAt 150 2024, Makin Tangguh dan Berkelas?Daftar Speaker Bluetooth Portabel Anti Pecah dan Tahan Air
“Saudara GRT malah memvideo Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement, dan mengatakan dia (terduga pelaku) enggak tahu kenapa tergeletak,” jelasnya.
Kemudian, GRT membawa korban yang sudah tidak sadarkan diri ke dalam bagasi mobil dan mengangkutnya ke apartemen milik korban.
Namun, ketika mereka sampai di apartemen, GRT menyadari bahwa korban telah kehilangan napas, sehingga segera mengemudikan mobil ke Nasional Hospital. Sayangnya, nyawa korban sudah tidak dapat diselamatkan ketika mereka tiba di rumah sakit.