CIANJUREKSPRES – Tahun baru Islam di meriahkan dengan berbagai tradisi setiap daerahnya, bahkan beberapa tradisi sangat dinantikan oleh seluruh masyarakat di daerah tersebut.
Tahun baru Islam 1443 Hijriah ini mulai pada 1 Muharram, umat islam di seluruh dunia merayakannya dengan berbagai hal.
Salah satunya di Indonesia dengan keberagaman daerah yang ada di dalamnya, menciptakan tradisi 1 Muharram yang beragam dan unik.
Baca Juga:Makna Tradisi Pawai Obor pada Tahun Baru HijriahHarga dan Jadwal SIM Keliling di Cianjur
Tradisi tersebut biasanya dilakukan menjelang perhantian tahun, atau sesudah pergantian tahun.
Tradisi itu untuk mengenang gugurnya Imam Hisain Cucu, Nabi Muhammad SAW.
Tabuik menyerupai patung buraq, seekor kuda bersama dengan kepala perempuan.
Terbuat dari bambu rotan dan kertas, atas punggungnya terdapat peti kayu yang berisi perhiasan dekoratif dan payung.
Tradisi tersebut terlaksana dari 1 Muharram hingga 10 Muharram diarak lalu dibuang ke laut.
2. Grebeg Suro, Ponorogo
Grebeg Suro di laksanakan untuk memeriahkan tahun baru Islam dalam penanggalan jawa 1 Suro atau 1 Muharram.
Tradisi Grebeg Suro ini menggelar paqai, kirab sejarah, larungan doa, dan seni reog.
Kirab ini berawal darj Sultan Agung yang menyebarkan agama Islam dengan percampuran tradisi Jawa.
Baca Juga:5 Keutamaan Puasa Sunnah Muharram 1 HijriahJadwal dan Niat Puasa Sunnah Muharram
Di Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah setiap malam 1 Suro, kirab kebo bule yang berarti iring-iringan kerbau berkulit putih seperti bule.
Kerbau memiliki makna yang sangat penting dalam sejarah Keraton Surakarta.
4. Upacara Bubur Suro, Jawa Barat
Masyarakat Sunda menyambut Tahun Baru Islam dengan Upacara Bubur Suro.
Upacara ini di lakukan untuk memperingati tahun baru Islam dan mengenang peristiwa 10 Muharam.