Sedangkan kalender Saka banyak digunakan oleh masyarakat Jawa pedalaman.
Ternyata, Sultan Agung ingin menyatukan masyarakat Jawa yang saat itu terpecah menjadi kaum Abangan (Kejawen) dan Putihan (Islam).
Dalam kepercayaan Kejawen, Malam 1 Suro dianggap istimewa.
Dalam buku “Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa” menjelaskan, penganut Kejawen percaya, Suro adalah bulan kedatangan Aji Saka ke Pulau Jawa untuk mengusir makhluk gaib.
Suro juga dipercaya sebagai bulan kelahiran aksara Jawa.