CIANJUREKSPRES – Bubur ayam, makanan yang satu ini sudah tidak asing di telinga dan lidah masyarakat luas. Nyaris di setiap daerah ada penjual bubur ayam dengan kekhasannya masing-masing. Meskipun bubur ayam ada di mana-mana, namun demikian tidak pernah terdengar bubur ayam menjadi ikon suatu daerah.
Bubur ayam merupakan salah satu ikon kuliner di Cianjur.
Ikon ini dikuatkan dengan berdirinya Tugu Bubur di Kota Cianjur. Di antara sejumlah penjaja bubur ayam, bubur ayam yang terkenal di Kabupaten Cianjur adalah Bubur Ayam Sampurna. Awalnya, bubur ayam ini pada tahun 1975 dijajakan di pinggir jalan dengan tanggungan, “di dalam” Toko Sampurna.
Tahun 1982, tempat menjajakan bubur bukan lagi dengan tanggungan, melainkan gerobak beroda. Bubur dijajakan sore hingga malam hari. Pembelinya kebanyakan adalah langganan lama dengan generasi-generasi di bawahnya.
BACA JUGA: Inilah Sejarah Tentang Tauco Khas Cianjur
Baca Juga:Inilah Sejarah Tentang Tauco Khas CianjurMakanan Khas Cianjur yang Paling di Buru
Selain itu, banyak tamu instansi khususnya dari luar kota dibawa ke sini. Sudah tentu hal ini merupakan salah satu strategi untuk memperkenalkan khasanah kuliner Cianjur sekaligus sebagai upaya pelestarian.
Bubur ayam ini dibuat dari beras Pandan Wangi, beras asli Cianjur. Bagian topingnya terdiri atas kerupuk dan pais yang merupakan olahan dari bawang daun, usus ayam, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan garam yang ditumis dengan menggunakan minyak.
Pais inilah yang menjadi kekhasan dari bubur ayam Cianjur. Sebutan pais dikarenakan zaman dulu bahan pais diolah dengan cara dipais (dibungkus dengan daun). Saat ini karena cara tersebut dianggap kurang praktis maka bahan pais cukup diolah dengan ditumis.
Penyajian bubur ayam diawali dengan menempatkan bubur ke mangkuk lalu diberi kecap asin, bumbu penyedap, merica, kerupuk, pais, bawang goreng, sledri, kacang kedelai, dan ati ampela. Bagi yang suka rasa pedas, bisa menambahkan dengan sambal.
Bubur ayam tergolong ke dalam makanan tradisional. Kondisinya saat ini di Cianjur bila merujuk pada kategori dalam Warisan Budaya Takbenda (WBTB) adalah sedang berkembang. Lokasi persebarannya ada di tiap-tiap kecamatan, tak heran jelang masuk Cianjur, di setiap langkah nyaris ditemukan penjaja bubur ayam.