Beberapa koleksi di galeri ini merupakan karya seni donasi dari berbagai seniman. Sunaryo memulai koleksi ini sejak tahun 1974. Salah satu contohnya adalah karya ‘Pakuon’. Yaitu lukisan media kaca 79×59 cm berjudul Nuansa Perjalanan karya seniman Haryadi Suadi tahun 1986.
Amfiteater Mini
Keseluruhan area SSAS dirancang serba artistik. Mulai dari ruang pamer seni, bangunan-bangunan di dalamnya, hingga mushola. Yang mengesankan wisatawan adalah amfiteater mininya.
Tempat ini menarik perhatian setiap wisatawan karena berada di tengah-tengah SSAS. Amfiteater ini memiliki desain simetris sempurna dengan pertimbangan ke akustikan. Hal ini mengikuti teknologi kuno seperti Colloseum di Italia.
Baca Juga:Inspirasi Sepatu Converse yang Dipakai Member BTSDesa Indah yang Terkenal dengan ‘Khas’ Masyarakat Sunda
Pameran Seni
Selasar Sunaryo secara berkala menggelar pameran karya seni. Seperti Lawangkala yang bertepatan perayaan 20 tahun SSAS. Lawangkala menampilkan karya-karya instalasi dan multidisiplin berbasis serat sebagai realisasi gagasan kesementaraan.
Lawang berarti ‘gerbang’ dan kala adalah ‘waktu’. Mengenang 1998 hingga 2018, Sunaryo menyadari yang ia lakukan tak bisa terulang. Sobekan dan jahitan merupakan ekspresivitasnya yang tidak bisa digantikan dengan sapuan kuas.
Pameran lainnya yang pernah ada yaitu Bale Project. Pameran itu merupakan menggelar kolaborasi 20 orang seniman dari tahun 2018. Beberapa dari seniman yang terlibat adalah Joko Avianto, Arin Dwihartanto Sunaryo, dan M. Reggie Aquara.
Kopi Selasar
Kopi Selasar menawarkan santapan dan kopi nusantara dengan sajian kesejukan alam. Area ini menyediakan bangku dan meja kayu yang tertata apik di bawah kerindangan pohon. Lebih dari 11 lampu cantik menggantung di tiap atap.
Menu andalannya adalah Kopi Selasar berbahan biji kopi, jahe, dan susu. Harga makanan dan minuman berkisar antara Rp10.000 – Rp78.000. Tersedia hotspot wifi, dan payung besar untuk kenyamanan pengunjung.