CIANJUREKSPRES– Asal Usul Kota Surabaya : Kota Bersejarah
Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur. Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta loh.
Sebagai kota metropolitan Surabaya juga menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnya.
Kota yang memiliki sebutan Kota Pahlawan ini banyak sekali mendapatkan dukungan dari masyarakat Surabaya di masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga:Rekomendasi Oleh-oleh Khas Surabaya Yang Wajib di Bawa Pulang5 Rekomendasi Tempat Wisata di Surabaya Yang Instagramable
Dulu nama Surabaya diambil dari cerita dongeng yang merupakan bagian cerita rakyat Jawa Timur yang sekarang masih melegenda dan terkenal.
Dulu di lautan luas telah terjadi pertarungan antara ikan Hiu Sura dengan buaya Baya.
Mereka berkelahi untuk memperebutkan mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama cerdik, sama-sama tangkas, sama-sama rakus, dan sama-sama ganas.
Setelah berkelahi berkali-kali belum pernah ada yang menang atau kalah, hingga akhirnya mereka membuat sebuah kesepakatan.
Sura yang memiliki rencana menghentikan perkelahian dengan Baya segera menerangkan idenya.
Dengan cara membagi daerah kekuasaan. Ia berkuasa sepenuhnya di dalam air dan mencari mangsa di dalam air, sedangkan Baya berkuasa di daratan dan harus mencari mangsa di daratan.
Sebagai batas antara daratan dengan air ialah sebuah tempat yang dicapai air laut pada saat pasang surut. Akhirnya, keduanya menyepakati pembagian wilayah itu.
Baca Juga:15 Kata-Kata Sindiran Buat Mantan, Anti Balikan5 Makanan Unik Khas Indramayu
Dengan adanya pembagian wilayah itu, keduanya tidak berkelahi lagi dan telah bersepakat menghormati wilayah masing-masing.
Namun pada suatu hari, Sura mencari mangsa di sungai. Ia melakukan dengan sembunyi-sembunyi supaya Baya tidak mengetahui rencananya.
Awalnya, hal ini memang tidak ketahuan, namun suatu hari Baya memergoki perbuatan Sura.
Baya sangat marah saat mengetahui Sura melanggar perjanjian yang telah mereka berdua sepakati.
Saat diingatkan telah melanggar janji, Sura malah bersikap tenang-tenang saja. Ia beralasan bahwa sungai tersebut berair, sedangkan ia adalah penguasa air.
Mendengar alasan Sura, Baya naik dengan emosi yang sangat besar dan mengatakan bahwa sungai tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaan Sura di laut.