Tidak ada penjelasan apapun mengenai tujuab mereka dibawa ke rumah itu.
Sri semakin curiga apalagi saat sopir membawa mereka ke hutan, di setiap persimpangan sang sopir berhenti untuk mengambil sesuatu dari belakang dan meletakannya di tengah jalan seperti bunga dalam kotak yang terbuat dari daun pisang.
Mereka sampai di hutan pukul 12.00 malam, saat bertanya akan dibawa kemana, sopir hanya tersenyum.
Baca Juga:Daftar Tanggal Merah Bulan April 2023, Dapat Banyak Liburan Nih!Ssst!! Ini Cara Keluar Grup WhatsApp Tanpa Ketahuan Orang Lain
Mereka pun sampai di sebuah gubuk yang kumuh, disana muncul seorang kakek tua.
Kakek tua itu bernama Ki Ageng, Ki Ageng menuntun mereka ke dalam rumah dan menunjukkan sebuah kamar.
Di dalam kamar itu ada sebuah peti mati dan tertidur seorang perempuan.
Sontak saja mereka semua terkejut, karena keadaan perempuan muda yang seolah mati dan sebagian tubuhnya bernanah.
Ki Ageng pun bertanya kepada sopir, apakah ketiganya sudah diberitahu soal pekerjaan ini?
Sopir menjawab jika mereka belum diberitahu.
Akhirnya Ki Ageng atau Mbah Tamin menceritakan hal yang sebenarnya.
“aku isih iling, cah cilik ayu, ceria, ra nduwe duso” (aku masih ingat, anak kecil, cantik, ceria, belum punya dosa) “koyok jek wingi yo, tapi, cah cilik iku, sak iki, nang ambang nyowo, perkoro Santet menungso laknat!” (seperti baru kemarin rasanya, tapi sekarang, anak kecil itu terbaring sakit, melawan kodrat nyawanya, hanya karena santet dari manusia biadab!!) wajah mbah Tamin menegang, kosakata kalimatnya seperti penuh amarah, membuat Sri dan yg lain begidik ngeri.
“cah cilik iku, Dela, yo iku, sing nang kamar”
(anak kecil itu Dela, dia yg di kamar)
Dela sengaja disembunyikan di tempat tersebut untuk mengobati santet yang menimpanya.
Mbah Tamin segera memberitahu tugas Sri, Erna dan Dini.
Baca Juga:Ciri-ciri Artis Berinisial R yang Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang Rafael AlunProfil Pemain Induk Gajah, Marshanda, Dimas Anggara, Tika Pangabean, Mikha Tambayong
mbah Tamin berdiri, ia seakan memberi tanda agar Sri dan yg lain mengikutinya. ia berjalan disamping sisi rumah, banyak sekali potongan kayu yg di susun, memang, rumah ini terlihat mengerikan, dengan pencahayaan yg hanya dari lampu petromax.
Sri, Erna dan Dini bertugas untuk memandikan Dela, namun dengan cara yang khusus.