Situs Gunung Padang Berpotensi jadi Salah Satu Keajaiban Dunia

Situs Gunung Padang Berpotensi jadi Salah Satu Keajaiban Dunia
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Situs Gunung Padang bisa jadi salah satu keajaiban dunia.

Penggiat Budaya Cianjur, Eko Wiwid mengungkapkan jika ekskavasi atau penggalian situs megalitik Gunung Padang dilanjutkan, sangat berpotensi menjadikan Gunung Padang salah satu keajaiban dunia yang baru.

“Saya yakin kalau penelitian Gunung Padang dilanjutkan serius dan rampung, sangat berpotensi menjadi keajaiban dunia baru asal Cianjur. Dunia akan tercengang. Tapi sekarang pertanyaannya mau ngga ilmuan Indonesia gotong royong untuk mengungkap itu,” ujar Eko pada Cianjur Ekspres pada Kamis (9/3).

Baca Juga:Aturan Stop Jual Pertalite Malam di Cianjur Tak Miliki Dasar HukumIndonesia Terancam Gagal Gelar Piala Dunia U-20

Eko melanjutkan, dari hasil temuan-temuan peneliti di Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang yang menunjukan jika struktur bangunannya sudah ada sejak 5.200 tahun sebelum Masehi, menandakan jika situs megalitikum itu lebih tua dari pada kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Nusantara.

Tak hanya itu, dirinya juga mensinyalir kerjaan-kerajaan yang ada di Nusantara, juga pernah menggunakan situs megalitik Gunung Padang pada masanya.

“Karena ditemukan struktur bangunan yang dibangun sebelum Masehi, sehingga lebih tua dari peradaban kerajaan yang ada di Nusantara. Contohnya Kerajaan Pajajaran ada setelah Masehi. Bahkan kerjaan yang ada dalam sejarah masih lebih muda dari pada situs batu berundak Gunung Padang,” kata dia.

Menurut Eko yang juga Ketua Relawan semestinya Gunung Padang dimanfaatkan tidak hanya sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai objek penelitian bagi seluruh keilmuan dan jadi sentra ilmu pengetahuan.

“Gunung Padang jni harus jadi sentra ilmu pengetahuan entah itu ilmu matematika soal perhitungan pembangunan situs pada zaman dulu, ilmu satra soal penemuan bahasa-bahasa dalam situs, ilmu arsitektur dan keilmuan lainnya, akses awalnya adalah arkeolog. Harus lintas disiplin ilmu,” kata Eko.

Dia memberi contoh, jika terdapat penemuan batu tulis, maka secara fisik, bebatuan ilmunya ada di arkeolog, tapi secara nilai itu adalah ilmu bahasa dan penulisan, terdapat keilmuan sastra dan filologi yang terkandung dalam tulisan.

0 Komentar