Ditanya mengenai pertimbangan mengenai adanya SK penyesuaian harga di saat Cianjur dilanda gempa, hal itu menjadi pertimbangan juga.
“Kalau keadaan gempa, itu menjadi pertimbangan walaupun sampai saat ini belum kita sesuaikan harganya. Kalau fakta di lapangan, memang sudah dari dulu. Makannya ada penyesuaian harga ini karena berkaitan dengan kondisi ada kenaikan BBM, dan lain sebagainya,” ungkap Hendi.
Hendi menuturkan, jika tidak disesuaikan, tentu pangkalan pangkalan akan memilih untuk mogok menjual elpiji, yang berakibat timbulnya gejolak yang baru.
Baca Juga:Satu Tewas Dalam Kecelakaan di CianjurPolres Cianjur akan Selidiki Pelanggaran Harga Gas 3kg
“Makannya kita rasionalisasi kan seperti itu. Ini lebih tepatnya kita sampaikan lebih ke penyesuaian harga, penyesuaian HET ini disesuaikan dengan kondisi lapangan. Karena banyak faktor yang mempengaruhi harga tadi, salah satunya masyarakat itu yang harus beli langsung ke pangkalan, bukan pangkalan yang menyalurkan ke warung, karena sudah jelas aturannya. Pangkalan menyalurkan ke warung itu hanya 20 persen,” ungkapnya.
Sehingga, lanjut dia, wajar jika misalkan di masyarakat ada kenaikan lagi, karena pangkalan itu menjualnya ke warung.
“Makannya itu yang akan kita monitoring supaya harga ini bisa stabil, harga ini bisa sesuai dengan HET yang baru ini kita lakukan monitoring supaya pangkalan ini benar-benar menyalurkan ke tingkat pengguna,” ujarnya. (dik)