Tanpa adanya faktor-faktor tadi, rasa tertarik, senang dan terpikat tidak akan muncul. Daya tarik yang utama dan bertahan lama, bahkan sampai akhir hayat, adalah akhlak dan ketaatan perempuan yang bersangkutan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Istri yang bisa membuat suaminya merasa senang dan tertarik akan semangat untuk bersama-sama membangun rumah tangga yang sakinah dan damai. Tanpa rasa senang dan terpikat sulit akan tercipta kemesraan dan keintiman dalam hidup berumah tangga.
5. Sepadan dalam beragama
Islam menganjurkan memilih istri yang kufu’ dalam beragama agar kelak tercipta suasana sakinah dan mawaddah dalam hidup berumah tangga. Bila antara suami istri terdapat perbedaan-perbedaan mencolok dalam bidang akhlak dan ibadah, apalagi istri jauh lebih rendah daripada suami, hal ini semacam ini akan menghambat upaya menciptakan rumah tangga yang dipenuhi kemesraan, kebahagiaan, dan penuh tanggung jawab kepada Allah.
Baca Juga:Persiapan Menghadapi Cuaca Ekstrim dan PenanganannyaTips Membuat Puisi yang Menarik,Baik dan Benar Untuk Kelas 10
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits-Hadits berikut: “Wahai Bani Bayadhah, kawinkanlah (perempuan-perempuan kamu) dengan Abu Hind; dan kawinlah kamu dengan (perempuan-perempuan)nya.” (H.R. Abu Dawud)
“Orang-orang Arab satu dengan lainnya adalah kufu’. Bekas budak satu dengan lainnya adalah kufu’ pula.” (H.R. Bazar)
“Sesungguhnya Allah memuliakan Kinanah di atas Bani Isma’il dan memuliakan Quraisy di atas Kinanah dan memuliakan Bani Hasyim di atas Quraisy dan memuliakan aku di atas Bani Hasyim…Jadi, akulah yang terbaik di atas yang terbaik.” (H.R. Muslim)
Kata kufu’ artinya sepadan atau setara. Dalam pengertian adat-istiadat, kufu’ ialah kedudukan setara antara calon suami dengan calon istri, baik dalam urusan agama, keturunan, nasab, maupun kedudukan sosial dan ekonomi. Bila calon pasangan dalam hal-hal tersebut setara, maka mereka disebut kufu’.
Kufu’ dalam beragama ini ialah kualitas akhlak dan ketaatan beragama calon pasangan benar-benar setara. Apabila suami lebih baik, sedang istri kurang, keduanya dikatakan kurang kufu’. Sebaliknya, jika istri lebih baik, ia dikatakan tidak kufu’ sebab suami dituntut memiliki kualitas lebih baik atau setidak-tidaknya setara.
6. Amanah
Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang kepadanya. Apa saja yang dipercayakan orang kepadanya dijaga dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntutan pemberi kepercayaan.