CIANJUR, CIANJUR EKSPRES – Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto mengatakan, anggaran untuk satu rumah anti gempa yang dibangun di lokasi relokasi capai Rp150 juta per unit rumah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Rumah anti gempa yang dibangun Kementerian PUPR, bisa menahan guncangan hingga 7.0 skala Ritcher.
“Itu bangunan lengkap dengan fasilitas listrik dan air. Tapi tidak termasuk dengan properti (interior). Jadi lebih besar anggarannya,” ujar Iwan Suprijanto, Senin (5/12/2022).
Baca Juga:Presiden Jokowi Tinjau Progres Pembangunan Rumah Tahan Gempa di CianjurManjur United Gelar Kegiatan Social Healing untuk Korban Gempa Bumi Cianjur
Karena anggaran yang diperkirakan sangat besar, pihaknya pun tengah mengupayakan penggalangan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan.
“Kita juga galang (dana) siapa tau ada potensi dari CSR, sudah ada, tinggal kita tunggu komitmennya. Untuk mengurangi beban APBN” ungkapnya.
Namun ia tegaskan, menurut amanat Presiden RI Joko Widodo, siapapun yang akan membantu konstruksi rumah, harus sesuai dengan standar Kementerian PUPR.
Di area relokasi Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku, kata dia, 200 unit dengan type 36/75 dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare.
“80 unit rumah akhir Desember sudah siap huni dan 120 unit akan kita selesaikan di minggu ketiga Januari 2023,” kata Iwan Suprijanto.
Selain itu, 1.664 unit di atas lahan seluas 30 hektare di Desa Mulyasari Kecamatan Mande yang direncanakan akan rampung pada April 2023.
“InsyaAllah bisa kita selesaikan sebelum Lebaran 2023, proyeksinya pada April,” ujarnya.
Rumah dengan type 36/75, dirakit layaknya partisi Lego, dimana beton-beton bangunan disambung menggunakan baut dan plat. Sehingga saat terjadi guncangan, akan otomatis teredam.(mg1/hyt)