CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Kabupaten Cianjur, Asep Riyatman, menanggapi wacana pemerintah akan mengkonversikan gas LPG 3 kilogram ke kompor listrik induksi.
“Terkait dengan konversi gas LPG 3 kilogram ke kompor listrik, walaupun saya baca berita bahwa ini baru akan diuji cobakan di Jawa Tengah dan Bali, namun untuk Kabupaten Cianjur rasa-rasanya belum sesuai, hari ini saja listrik dan Gas belum merata ada di seluruh pelosok Kabupaten Cianjur,” kata Asep dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/9/2022).
Artinya, Asep menegaskan, hajat hidup orang banyak yang dikuasai oleh negara yang dipergunakan sebanyak-banyaknya untuk kemakmuran masyarakat dalam hal ini listrik belum benar-benar bisa dirasakan seluruh masyarakat Kabupaten Cianjur.
Baca Juga:KPU Cianjur Sosialisasi Tahapan Pemilu 2024 ke JurnalisFraksi PKS Cianjur Kawal Raperda Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
“Kita ketahui mungkin 16 kecamatan ke sana (Cianjur Selatan, red) sering mengalami mati lampu, tegangan kurang sehingga nyala listrik kurang maksimal. Kebayang kalau tiba-tiba gas ini dihilangkan, kemudian diganti oleh listrik,” katanya.
“Ketika gas habis hari ini, kita saja (masyarakat, red) masih kesulitan untuk mendapatkan gas karena di pasaran juga terbatas. Belum lagi diwaktu tertentu juga harus antri dan bahkan harus pesan dulu menunggu kiriman. Kebayang kalau nanti kompornya diganti sama listrik, ketika listriknya mati habislah semua. Sudah Gelap Gulita Masakpun gak selesai,” sambung Asep.
Sehingga menurutnya, masyarakat pasti akan berfikir untuk menggunakan kembali kayu bakar sebagai alternatif untuk memasak dari pada harus memaksakan memakai kompor listrik untuk pengganti gas elipiji tiga kilogram.
“Jadi Fraksi PKS, kita bukan menolak tapi kita berharap dan meminta pemerintah mengkaji kembali kebijakan tersebut. Karena kebijakan konversi gas ke kompor listrik ini belum bisa dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di wilayah Cianjur,” tuturnya.
Terlebih di Cianjur, kata Asep, banyak masyarakat yang belum menggunakan gas elpiji dan tiba-tiba dirubah ke kompor listrik.
” Masih ada daerah yang belum ada aliran listrik, masih banyak daerah yang hari ini listriknya tidak stabil sehingga sering padam,” katanya.(hyt)