JAKARTA, CIANJUREKSPRES.NET- Viral video seorang mahasiswa di salah satu universitas Gorontalo mengucap kata-kata yang tidak sopan kepada Presiden RI.
Kata-kata tak senonoh itu diucapkan dengan keras oleh seorang mahasiswa bermabut gondrong saat sedang orasi demo menolak harga BBM dinaikkan.
Hingga pada akhirnya video sang mahasiswa berteriak dengan kata kasar itu pun menjadi viral dan tersebar luas di media sosial.
Baca Juga:Cocok Buat Kaum Rebahan, 4 Gerakan Fisik Sederhana, Bisa Dilakukan Sambil Main HP5 Pinjol yang Terdaftar OJK, Bisa Langsung Cair Loh!
Dalam video viral itu, tampak adanya ratusan mahasiswa yang berkumpul untuk demo di sekitar Perlimaan Kota Gorontalo pada Jumat, 2 September 2022 kemarin.
Terlihat ada dua perwakilan dari ratusan mahasiswa itu berdiri di atas, menggunakan alat pengeras suara untuk menyampaikan orasinya.
Kemudian salah seorang mahasiswa yang berdiri itu mengajak rekan-rekannya yang lain untuk melawan.
Diduga mahasiswa berambut gondrong itu memiliki nama asli Yunus Pasau yang berkuliah di Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Negero Gorontalo (UNG).
“Sepakat lawan, hanya ada satu kata Lawan,” ucap keras mahasiswa itu menggunakan pengeras suara.
Selain mengajak mahasiswa melawan, Yunus Pasau juga mengucapkan kata-kata kasar dan jorok yang ditunjukkan kepada Presiden RI.
“Presiden Republik Indonesia K**t**l (alat kelamin pria)” jelas sang mahasiswa.
Baca Juga:Cerita Warga Cianjur Kaget Harga Pertalite Naik Saat Isi BBMHarga BBM Bersubsidi Naik, Prabhu Indonesia Jaya: Bagaimana dengan Nasib Rakyat Kecil
Langsung saja para peserta demo yang lain bergemuruh setelah mendengar ucapan Yunus Pasau.
Terkahir, saat orasi berakhir mereka para ratusan mahasiswa terlihat menutupnya dengan doa.
Meski demikian tidak diketahui secara pasti bagaimana kelanjutan dari video viral tersebut, apakah akan ditindak tegas atau tidak belum diketahui secara jelas.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya tidak ingin harga BBM naik dan tetap stabil.
Akan tetapi Jokowi di sisi lain juga dihadapkan dengan anggaran subsidi energi yang terus naik membuat pemerintah tak kuasa menahan kenaikan harga minyak dunia.