Cianjurekspres.net- Seorang bocah berusia 11 tahun dengan inisial F meninggal dunia setelah menjadi korban perundungan teman-temannya.
Parahnya F yang duduk dibangku kelas 5 SD itu dipaksa untuk menyetubuhi kucing dan teman-temannya merekam kejadian tersebut dan menyebarluaskan ke media sosial.
Atas tindakan bully yang dilontarkan kepada F, ia menjadi frustasi dan depresi hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu (17/7).
Baca Juga:PSSI Cianjur Gandeng CV QZF Sport ApparelRidwan Kamil Ajak Generasi Muda Berinovasi Selamatkan Lingkungan
Komisi Perlindungan Anak (KPAID) Tasikmalaya, Ato Rianto segera melakukan tindakan untuk menangani kasus itu.
KPAID langsung melakukan investigasi sampai pada akhirnya ditemui fakta bahwa rekaman video dari F yang menyetubuhi kucing sudah dilakukan pada akhir bulan Juni 2022 itu.”Awalnya kami mendapat informasi video viral ada anak menyetubuhi kucing. Setelah kami lakukan pendalaman, ternyata betul yang ada di video itu ada di suatu tempat di Tasikmalaya,” kata Ato Rinanto, Kamis (21/7/2022).
“Kemudian kita mencoba mendalami. Kita mendapatkan bahwa video itu dibuat pada bulan Juni akhir,” tuturnya menambahkan.
F mengalami penurunan psikis yang drastis setelah mengalami depresi dan harus dibawa ke RSUD SMC Tasikmalaya pada hari Jumat, (15/7).
Akan tetapi takdir berkata lain, nyawa F tidak lagi bisa ditolong karena korban sudah meninggal dunia pada Minggu, 17 Juli 2022.
Kini KPAID Kabupaten Tasikmalaya akan terusmendampingi keluarga korban sampai kasus ini benar-benar dituntaskan.
“Setelah itu kami melakukan investigasi ke sana. Kami mendapati ibu dan ayahnya juga masih terganggu kondisi psikisnya,” ucap Ato.
Baca Juga:Ridwan Kamil Terima Penghargaan Nirwasita TantraMaskara Jemput Bola Dukung Program Literasi di Desa Gelaranyar Cianjur
Sebenarnya F baik-baik saja kondisinya, sampai akhirnya karena videonya yang tengah menyetubuhi kucing disebarluaskan maka ia mulai depresi.
Selain itu orang tua justru memarahi F yang akhirnya membuat korban sama sekali tidak mau makan dan minum.
“Kondisi anak itu semula normal, tapi mengalami perubahan ketika video itu tersebar. Saya mensinyalir kurangnya edukasi terhadap orang tuanya sehingga mengalami penurunan mental. Dimarahin dan enggak mau makan. Kemudian dirawat dan akhirnya meninggal,” papar Ato. (disway.id/hsm)