Dia mengungkapkan kelompok radikal kerap memutarbalikkan narasi yang menggiring opini masyarakat, seakan-akan Pemerintah telah melakukan praktik Islamofobia.
”Islamofobia kan itu kelompok yang tidak mau islam dan muslim berkembang di Indonesia,,” tandasnya.
Bahkan kita punya Kementerian Agama dan lembaga lainnya yang mengatur dan mendukung jalannya kehidupan beragama di Indonesia.
“Masa ini Islamofobia, saya kira tidak tepat,” papar mantan wakil menteri agama itu.
Baca Juga:Minions: The Rise of Gru Laris di Box OfficePenyaluran KUR BRI Diestimasi Menyerap 32,1 Juta Lapangan Kerja
Dia juga menilai hal itu terkait cara pandang individu terhadap suatu permasalahan, sehingga Pemerintah wajib melaksanakan tugas-tugas kenegaraannya untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Imbauan serta temuan aparat terkait radikalisme dan upaya penanganan yang tidak tepat dikatakan sebagai Islamofobia. “Oleh karenanya, saya kira penting bagi seseorang untuk memiliki pemahaman agama yang komprehensif, memperkuat akidah agar tidak mudah terpancing dan terprovokasi,” katanya.
Dia menilai upaya Pemerintah selama ini patut diapresiasi, apalagi belakangan ini masyarakat dapat menikmati kehidupan yang aman dan damai dari tindak pidana terorisme.
“Selama ini kita bertahun-tahun menikmati kehidupan yang aman damai, itu kan karena ada sistem yang bekerja, bukan hal yang terjadi begitu saja,” tuturnya.
Dia berharap seluruh tokoh agama dan masyarakat dapat membekali umat dan pengikutnya agar tidak mudah terpengaruh paham radikal dan terorisme serta mengedepankan ilmu agama yang komprehensif.
“Jangan sampai karena persoalan subjektif kita lantas marah-marah, membenci. Jadi harus kedepankan objektivitas, itu kan cara Nabi,” terangnya. (disway.id/hsm)